Potensi penurunan harga apel masih akan terjadi



JAKARTA. Masih ingat dengan demo petani apel Malang yang terjadi beberapa waktu lalu di depan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta. Dalam aksi tersebut, para petani buah apel Malang mengeluhkannya banjir impor apel impor yang mengakibatkan produknya kalah bersaing. Nah, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Januari 2014 impor buah apel segar mencapai 9.428 ton atau setara dengan nilai US$ 12.895.091. Adapun negara asal impor tersebut antara lain Jepang, Korea, China, Australia, Selandia Baru dan Amerika. Bila dibandingkan dengan impor jenis buah yang lain, impor apel pada bulan Januari 2014 lalu volumenya cukup besar dibawah jeruk. Bila dikalkulasikan, impor apel pada bulan Januari 2014 persentasenya mencapai 18,6% dibandingkan total impor buah-buahan dalam periode yang sama.  Sementara itu untuk total impor apel sepanjang tahun 2013 lalu tercatat mencapai sekitar 129.932 ton, dengan nilai US$ 175.649.113. Untuk negara asal pemasoknya mayoritas berasal dari China dengan volume 92.856 ton dan nilai US$ 121.868.005. Ramdansyah Sekretaris Jenderal Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) mengatakan, membanjirnya impor buah apel tersebut masih akan terus berlanjut. "Bahkan di bulan-bulan selanjutnya impor apel akan melebihi bulan Januari lalu," kata Ramdansyah, Selasa (4/3). Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada semester I tahun ini pengajuan impor buah apel tercatat mencapai sekitar 200.483 ton, atau melonjak 138% bila dibandingkan realisasi impor apel periode yang sama tahun lalu yang hanya 83.918 ton. Membanjirnya impor buah apel tersebut masih akan terjadi karena pemerintah mewajibkan untuk merealisasikan impor produk hortikultura minimal 80% dari pengajuannya. "Dampaknya, terjadi konsekuensi penurunan harga. Suplai berlebih maka harga apel impor turun dan apel lokal juga akan turun," ujar Ramdansyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan