Potensi Penurunan Suku Bunga Acuan BI Akan Dipengaruhi oleh Kebijakan Moneter The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ketatnya kebijakan moneter global, menggerus arus modal keluar dari negara-negara berkembang dan memicu terjadinya pelemahan nilai tukar, termasuk Indonesia. 

Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah untuk intervensi di pasar valuta asing hingga menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6% pada bulan Oktober untuk meredam fluktuasi nilai tukar rupiah. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memandang, suku bunga acuan BI kemungkinan masih belum akan diturunkan setidaknya untuk beberapa waktu ke depan. 


Riefky bilang, ruang untuk BI melakukan pelonggaran kebijakan moneter akan sangat dipengaruhi oleh posisi yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). 

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (7/11)

"Apabila The Fed lanjut untuk menahan tinggi tingkat suku bunga, maka BI kemungkinan juga harus mengambil langkah serupa untuk menjaga spread suku bunga acuan," terang Riefky dalam Seri Analisis Makroekonomi edisi November 2023 yang diterima Kontan.co.id

Bila skenario tersebut terjadi, akan ada risiko kenaikan suku bunga kredit, yang kemudian akan menekan pertumbuhan kredit di tahun 2024. 

Kemudian, kebijakan moneter kontraktif yang diadopsi berbagai bank sentral dunia akan memicu perlambatan permintaan global dan menekan harga komoditas. 

Ini juga berpotensi memberi dampak lanjutan terhadap Indonesia pada aspek perdagangan, apalagi ekspor Indonesia cukup bergantung terhadap harga komoditas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati