KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan per Juli 2024 terjaga di level 12,4% secara tahunan atau
year on year (YoY). Di mana, itu merupakan batas atas dari target industri di kisaran 10% hingga 12%. Hanya saja, peluang adanya perlambatan pertumbuhan kredit di semester II/2024 belum tertutup. Terlebih, laju pertumbuhan kredit selama tiga bulan terakhir seakan mentok di level 12%. Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk, Efdinal Alamsyah, mengamini bahwa periode separuh kedua tahun ini kondisinya masih akan sangat menantang bagi perbankan. Salah satunya suku bunga acuan.
Meskipun peluang adanya penurunan suku bunga di semester kedua ini, Efdinal tak mau berspekulasi atas hal tersebut. Setidaknya, kondisi yang ada saat ini suku bunga acuan masih tinggi.
Baca Juga: BI Sebut Insentif Likuiditas Makroprudensial Dorong Pertumbuhan Kredit Di Bank Oke sendiri, Efdinal mengungkapkan kredit yang disalurkan cenderung stagnan atau sekitar 1% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2023. Alhasil, ia melihat pertumbuhan kredit menjadi sebuah tantangan. “Saya setuju dengan pendapat beberapa ekonom bahwa pertumbuhan kredit diperkirakan akan sedikit melambat kecuali terjadi pemulihan ekonomi,” ujar Efdinal. Namun demikian, ia optimistis bisa mengejar target pertumbuhan kredit di Bank Oke lebih kurang 12% secara tahunan hingga akhir tahun 2024. Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan bahwa pertumbuhan kredit di bank yang ia pimpin sejalan dengan apa yang ada di industri. Hanya saja, ia berpandangan bahwa pertumbuhan kredit yang dialami perbankan saat ini terbilang positif. Meskipun, akselerasi pertumbuhannya tak naik pesat.
Baca Juga: Begini Strategi Bank Digital Genjot Dana Pihak Ketiga “Sama dengan market. Kami melihat pertumbuhan masih positif tapi tidak lebih kencang,” ujar Lani. Ia juga sempat mengungkapkan CIMB Niaga kini lebih fokus ke kredit ritel dan UKM yang memberikan margin serta
return yang lebih baik. Terlebih, dalam kondisi biaya dana yang masih tinggi. “Kami juga selektif dalam memberikan kredit korporasi, untuk memastikan
asset quality terjaga bagus,” ujarnya. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menambahkan ke depan, laju pertumbuhan akan tetap sama atau justru melambat. “Buat saya, pertumbuhan kredit justru akan di antara 10% atau 11%,” ujar Amin.
Baca Juga: Begini Strategi Bank Digital Genjot Dana Pihak Ketiga Bukan tanpa alasan, Amin melihat perbankan saat ini sedang mengambil sikap hati-hati serta
wait and see dalam menyalurkan kredit. Terlebih, ia menilai permintaan kredit yang bisa menopang pertumbuhan masih dalam kondisi moderat. Meskipun, ruang adanya penurunan suku bunga acuan terbuka. “Turun suku bunga belum jaminan, dalam jangka pendek. Bank juga harus lebih hati-hati kan?,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli