Potensi Perputaran Uang Selama Masa Mudik Lebaran 2024 Diproyeksi Capai Rp 60 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa potensi pergerakan pemudik pada periode Lebaran 2024 ini mencapai 193 juta orang. Ini menjadi sorotan utama dalam mengantisipasi dampak ekonominya.

Ekonom dari CenteK emenhub) mengungkapkan bahwa potensi pergerakan pemudik pada periode Lebaran 2024 ini diperkirakan mencapai 193 juta orang. r of Reform on Economics, Yusuf R Manilet, menjelaskan bahwa secara historis, periode mudik, terutama dalam dua tahun terakhir, seringkali berkontribusi pada peningkatan jumlah uang beredar.

"Dengan asumsi proyeksi pergerakan pemudik tahun ini tercapai, kita dapat mengantisipasi peningkatan jumlah uang beredar yang sejalan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis potensi peredaran uang pada periode mudik," ungkap Yusuf dalam wawancara dengan Kontan pada Senin (25/03).


Baca Juga: Sambut Lebaran 2024, BRI Siapkan Uang Tunai Sebesar Rp 34 Triliun

Menurutnya, ada dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam memperkirakan potensi peredaran uang selama mudik Lebaran tahun ini. Pertama, tingkat inflasi yang mungkin terjadi.

"Ancaman inflasi masih relatif tinggi, terutama pada beberapa harga pangan bulan lalu dan menjelang bulan Ramadan saat ini," jelasnya.

Kedua, adalah kenaikan harga transportasi yang digunakan selama aktivitas mudik. Keputusan pemerintah terkait tarif batas harga transportasi akan memengaruhi jumlah uang yang beredar.

"Dengan konfigurasi ini dan melihat pola pertumbuhan jumlah uang beredar dalam dua tahun terakhir, kami memperkirakan pertumbuhan jumlah uang beredar atau perputaran uang selama mudik akan mencapai sekitar 6%, dengan nominal sekitar Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun rupiah," tambahnya.

Baca Juga: Berkah Ekonomi Ramadan Terhalang Kenaikan Harga Pangan

Selain itu, efek dari pergerakan pemudik juga akan dirasakan oleh daerah, terutama efek jangka pendek dari kunjungan ke tempat-tempat wisata.

"Namun, efek ini bersifat sementara dan akan sangat tergantung pada kondisi-kondisi yang telah disebutkan sebelumnya terkait tingkat inflasi yang akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang melakukan aktivitas mudik," tutupnya.

Dengan demikian, antisipasi atas potensi pergerakan pemudik dan dampak ekonominya menjadi penting untuk dipertimbangkan dalam merencanakan kebijakan dan strategi ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli