JAKARTA. Kondisi makro ekonomi Indonesia berangsur membaik. Dalam kondisi seperi ini, reksadana saham diprediksi bisa memberikan imbal hasil lebih baik dibandingkan jenis reksadana lainnya. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), juga kian menanjak danĀ telah berhasil menembus level psikologis 4.500.Perekonomian Indonesia yang mulai pulih ditandai dengan keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5%. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga menguat dan saat ini berada di level 11.000-12.000.Dalam situasi ekonomi sekarang, investor harus jeli dalam memilih reksadana yang akan dibeli. Chief Investment Officer (CIO) Eastspring Investment Indonesia, Ari Pitojo mengatakan, investor yang akan membeli produk reksadana pada waktu dekat ini harus mempertimbangkan proyeksi besaran BI rate sepanjang tahun ini. "Pekan lalu BI rate memang tidak berubah. Tapi, tantangannya adalah apa level itu terus bertahan?" kata Ari.Ari menilai, kondisi perekonomian domestik memang akan berangsur pulih. Namun, ekonomi global masih berisiko sehingga BI setidaknya akan menahan BI rate di 7,5% pada tahun ini.Membaiknya ekonomi Indonesia itu akan mendorong laju IHSG. Dalam situasi ini, Ari menilai, reksadana jenis saham layak untuk dikoleksi investor. Tapi, dia mengingatkan, volatilitas pasar saham cukup tinggi sehingga risiko reksadana saham juga tinggi. Maka, ia menyarankan investor juga mengoleksi reksadana pendapatan tetap sebagai langkah diversifikasi.Direktur Sinarmas Asset Management (Sinarmas-AM), Jeff Tan menimpali, dalam situasi saat ini, jenis reksadana yang paling tepat untuk dikoleksi adalah reksadana campuran. Maklum, ada banyak ketidakpastian pada tahun ini terutama pasca pemilu. "Reksadana campuran bisa mengalokasikan portofolio pada efek saham dan pasar uang. Jadi tingkat risiko tidak begitu tinggi, namun ada harapan mendapat return tinggi," ujar Jeff.Direktur Utama PT Infovesta Utama Parto Kawito berpendapat, reksadana saham bisa jadi pilihan tepat. Menurutnya, ada beberapa sektor saham yang hingga kini belum naik secara signifikan. "Misalkan saham sektor konstruksi, secara keseluruhan pada 2013 turun hingga 60%, sekarang IHSG tembus 4.500, sektor konstruksi baru naik 20%-30%, masih ada sisa," ujarnya. Selain konstruksi, ia memandang, saham sektor perkebunan juga masih berpotensi menguat. Pada tahun ini, Parto memprediksi, reksadana saham bisa memberikan return sebesar 16%-18% lebih tinggi dari jenis reksadana lainnya. Sedangkan, prediksi return reksadana pendapatan tetap 9%-10%, campuran 8%-10% dan pasar uang 7%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Potensi reksadana saham lebih unggul
JAKARTA. Kondisi makro ekonomi Indonesia berangsur membaik. Dalam kondisi seperi ini, reksadana saham diprediksi bisa memberikan imbal hasil lebih baik dibandingkan jenis reksadana lainnya. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), juga kian menanjak danĀ telah berhasil menembus level psikologis 4.500.Perekonomian Indonesia yang mulai pulih ditandai dengan keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5%. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga menguat dan saat ini berada di level 11.000-12.000.Dalam situasi ekonomi sekarang, investor harus jeli dalam memilih reksadana yang akan dibeli. Chief Investment Officer (CIO) Eastspring Investment Indonesia, Ari Pitojo mengatakan, investor yang akan membeli produk reksadana pada waktu dekat ini harus mempertimbangkan proyeksi besaran BI rate sepanjang tahun ini. "Pekan lalu BI rate memang tidak berubah. Tapi, tantangannya adalah apa level itu terus bertahan?" kata Ari.Ari menilai, kondisi perekonomian domestik memang akan berangsur pulih. Namun, ekonomi global masih berisiko sehingga BI setidaknya akan menahan BI rate di 7,5% pada tahun ini.Membaiknya ekonomi Indonesia itu akan mendorong laju IHSG. Dalam situasi ini, Ari menilai, reksadana jenis saham layak untuk dikoleksi investor. Tapi, dia mengingatkan, volatilitas pasar saham cukup tinggi sehingga risiko reksadana saham juga tinggi. Maka, ia menyarankan investor juga mengoleksi reksadana pendapatan tetap sebagai langkah diversifikasi.Direktur Sinarmas Asset Management (Sinarmas-AM), Jeff Tan menimpali, dalam situasi saat ini, jenis reksadana yang paling tepat untuk dikoleksi adalah reksadana campuran. Maklum, ada banyak ketidakpastian pada tahun ini terutama pasca pemilu. "Reksadana campuran bisa mengalokasikan portofolio pada efek saham dan pasar uang. Jadi tingkat risiko tidak begitu tinggi, namun ada harapan mendapat return tinggi," ujar Jeff.Direktur Utama PT Infovesta Utama Parto Kawito berpendapat, reksadana saham bisa jadi pilihan tepat. Menurutnya, ada beberapa sektor saham yang hingga kini belum naik secara signifikan. "Misalkan saham sektor konstruksi, secara keseluruhan pada 2013 turun hingga 60%, sekarang IHSG tembus 4.500, sektor konstruksi baru naik 20%-30%, masih ada sisa," ujarnya. Selain konstruksi, ia memandang, saham sektor perkebunan juga masih berpotensi menguat. Pada tahun ini, Parto memprediksi, reksadana saham bisa memberikan return sebesar 16%-18% lebih tinggi dari jenis reksadana lainnya. Sedangkan, prediksi return reksadana pendapatan tetap 9%-10%, campuran 8%-10% dan pasar uang 7%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News