JAKARTA. Realisasi penyerapan anggaran belanja yang belum maksimal membuat realisasi defisit anggaran tahun ini diperkirakan hanya sekitar 1,6% - 1,7% dari PDB atau lebih rendah dari target defisit APBNP 2011 yang sebesar 2,1%. Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Agus Suprijanto mengatakan hingga saat ini Kemenkeu menghitung potensi Silpa pada akhir tahun ini. Tapi, "Kalau melihat (pendapatan) pajak bisa 100%, dan (total) pendapatan (kemungkinan bisa) 100% dan (realisasi) belanja sekitar 95%, maka kisaran (silpanya) sekitar Rp 20 triliun - Rp 30 triliun," ungkapnya Senin (5/12). Agus menghitung, prosentase realisasi anggaran penerimaan negara tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Hanya saja penerimaan negara ini lebih banyak disumbang dari Penerimaan Negara Bukan pajak (PNBP) ketimbang dari pajak. Tingginya sumbangan PNBP ini disebabkan oleh tingginya pendapatan migas yang naik terkerek harga komoditas. Agus mengklaim, realisasi pajak lain-lain cukup bagus, kecuali realisasi PPN yang masih lebih rendah dari target. Dari sisi belanja pemerintah, jika digabung dengan belanja subsidi memang sudah cukup tinggi. Pasalnya, hingga saat ini realisasi belanja subsidi sudah lebih dari 90% dari pagu anggarannya. Hanya saja, "Kalau dari belanja pemerintah (di luar belanja subsidi) masih kurang, tapi kami harapkan bisa 90% di akhir tahun," terang Agus. Nantinya potensi Silpa di akhir tahun ini akan menjadi SAL untuk tahun depan. "Kami tahu tantangan ke depan cukup banyak, maka itu (SAL) diplot di UU (APBN) untuk antisipasi ini (krisis)," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Potensi Silpa 2011 mencapai Rp 20 triliun - Rp 30 triliun
JAKARTA. Realisasi penyerapan anggaran belanja yang belum maksimal membuat realisasi defisit anggaran tahun ini diperkirakan hanya sekitar 1,6% - 1,7% dari PDB atau lebih rendah dari target defisit APBNP 2011 yang sebesar 2,1%. Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Agus Suprijanto mengatakan hingga saat ini Kemenkeu menghitung potensi Silpa pada akhir tahun ini. Tapi, "Kalau melihat (pendapatan) pajak bisa 100%, dan (total) pendapatan (kemungkinan bisa) 100% dan (realisasi) belanja sekitar 95%, maka kisaran (silpanya) sekitar Rp 20 triliun - Rp 30 triliun," ungkapnya Senin (5/12). Agus menghitung, prosentase realisasi anggaran penerimaan negara tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Hanya saja penerimaan negara ini lebih banyak disumbang dari Penerimaan Negara Bukan pajak (PNBP) ketimbang dari pajak. Tingginya sumbangan PNBP ini disebabkan oleh tingginya pendapatan migas yang naik terkerek harga komoditas. Agus mengklaim, realisasi pajak lain-lain cukup bagus, kecuali realisasi PPN yang masih lebih rendah dari target. Dari sisi belanja pemerintah, jika digabung dengan belanja subsidi memang sudah cukup tinggi. Pasalnya, hingga saat ini realisasi belanja subsidi sudah lebih dari 90% dari pagu anggarannya. Hanya saja, "Kalau dari belanja pemerintah (di luar belanja subsidi) masih kurang, tapi kami harapkan bisa 90% di akhir tahun," terang Agus. Nantinya potensi Silpa di akhir tahun ini akan menjadi SAL untuk tahun depan. "Kami tahu tantangan ke depan cukup banyak, maka itu (SAL) diplot di UU (APBN) untuk antisipasi ini (krisis)," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News