KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil mencatatkan kinerja yang cukup apik terhadap beberapa mata uang utama dunia pada delapan bulan pertama tahun ini. Tercatat, rupiah hanya melemah di hadapan poundsterling dan dolar Amerika Serikat (AS), sementara di hadapan mata uang lainnya, rupiah berhasil menguat (lihat tabel).
Mata uang | Akhir 2020 | Agustus 2021 | Return ytd (%) |
GBP/IDR | 19.202 | 19.647 | 2,32% |
USD/IDR | 14.050 | 14.268 | 1,55% |
SGD/IDR | 10.629 | 10.615 | -0,14% |
EUR/IDR | 17.284 | 16.864 | -2,43% |
AUD/IDR | 10.831 | 10.458 | -3,45% |
JPY/IDR | 136,23 | 129,82 | -4,71% |
Baca Juga: Nasib rupiah besok akan ditentukan oleh rilis data sektor tenaga kerja AS “Bila ini sesuai dengan prediksi, hal tersebut bisa membuat pasar berpandangan bahwa dalam rapat FOMC meeting bulan ini akan ada penundaan untuk memastikan waktu yang tepat bagi The Fed melakukan tapering,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9). Sementara secara umum, Nanang melihat dolar AS masih akan menjadi mata uang yang paling menarik sepanjang sisa tahun ini. Menurutnya, dalam menyikapi upaya pemulihan ekonomi yang terus melaju pasca pandemi covid-19, The Fed akan mengambil langkah kebijakan moneter yang nyata oleh The Fed dan berimbas pada penguatan dolar. Sedangkan poundsterling yang kinerjanya apik pada delapan bulan pertama tahun ini, justru cenderung akan bergerak terbatas. Nanang meyakini hal ini tidak terlepas dari belum adanya sikap agresif dari bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) dalam menyikapi potensi keputusan The Fed. Baca Juga: IHSG melemah 0,21% pada Kamis (2/9), ARTO, BBRI, BBNI paling banyak net sell Alhasil, poundsterling sulit untuk kembali berada di atas Rp 20.000. Sehingga peluang untuk bergerak di bawah Rp 19.500 terbuka dalam beberapa bulan ke depan.