JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memotong anggaran belanja modal tahun ini menjadi Rp 1,5 triliun atau 50% lebih rendah dibanding tahun lalu Rp 3 triliun. CPIN memutuskan untuk mengerem ekspansi tahun ini. Analis UBS, Raja Abdalla yakin keputusan CPIN untuk memperlambat ekspansi disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya upaya investasi tidak bisa lagi memberi return yang lebih tinggi, kebutuhan untuk menghemat free cash flow (FCF) dan mempertahankan leverage, serta adanya tekanan dari pemerintah untuk menjaga keseimbangan supply-demand di sektor poultry. Menurut Raja, ekspansi perusahaan sektor puoltry tidak lagi bisa menghasilkan keuntungan. Hal ini terlihat dari Return on Invested Capital (ROIC) CPIN yang turun menjadi 18% di tahun 2014 dari 73% pada tahun 2010. Raja berfikir, CPIN berusaha menghemat FCF untuk mempertahankan leverage. "Analisis kami menunjukkan leverage CPIN akan setinggi 0,7x dari utang terhadap ekuitas jika terus memaksakan ekspansi agresif," ungkapnya dalam riset pekan lalu.
Potong capex, CPIN hemat free cash flow
JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memotong anggaran belanja modal tahun ini menjadi Rp 1,5 triliun atau 50% lebih rendah dibanding tahun lalu Rp 3 triliun. CPIN memutuskan untuk mengerem ekspansi tahun ini. Analis UBS, Raja Abdalla yakin keputusan CPIN untuk memperlambat ekspansi disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya upaya investasi tidak bisa lagi memberi return yang lebih tinggi, kebutuhan untuk menghemat free cash flow (FCF) dan mempertahankan leverage, serta adanya tekanan dari pemerintah untuk menjaga keseimbangan supply-demand di sektor poultry. Menurut Raja, ekspansi perusahaan sektor puoltry tidak lagi bisa menghasilkan keuntungan. Hal ini terlihat dari Return on Invested Capital (ROIC) CPIN yang turun menjadi 18% di tahun 2014 dari 73% pada tahun 2010. Raja berfikir, CPIN berusaha menghemat FCF untuk mempertahankan leverage. "Analisis kami menunjukkan leverage CPIN akan setinggi 0,7x dari utang terhadap ekuitas jika terus memaksakan ekspansi agresif," ungkapnya dalam riset pekan lalu.