JAKARTA. Pergerakan the greenback yang fluktuatif pasca kemenangan Donald Trump sebagai Presiden ke – 45 AS berhasil diredam oleh poundsterling yang juga sedang diunggulkan pasar. Mengutip Bloomberg, Jumat (11/11) pasangan GBP/USD menguat 0,33% di level 1,2596 dan dalam sepekan terakhir sudah berhasil terbang 0,63%. Hanya saja sejak akhir tahun 2015, posisi poundsterling masih tergerus 14,52%. Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures menjelaskan penguatan poundsterling dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena saat ini yield Inggris menguat tajam efek dari kemenangan Trump. Dibandingkan dengan pergerakan mata uang lainnya, poundsterling terhitung stabil dan tidak fluktuatif.
“Pelemahan poundsterling pasca Brexit dianggap sudah membuat mata uang ini undervalue,” jelas Nizar. Di sisi lain, pelemahan ini juga mengarahkan pasar pada peluang membaiknya inflasi Inggris akibat nilai tukarnya yang terlampau rendah. Jika benar nantinya bisa mendongkrak inflasi, bukan tidak mungkin Bank of England kembali mendapatkan kesempatan untuk menaikkan suku bunganya. "Jadi untuk saat ini poundsterling dianggap bisa menyeimbangkan laju dengan USD,” kata Nizar. Sebab memang saat ini USD kembali diunggulkan pasca beberapa kebijakan Trump yang diproyeksi bisa mendongkrak peluang kenaikan suku bunga The Fed lebih agresif. Seperti pemotongan pajak korporasi dan pelonggaran fiskal yang ekspansif.