Poundsterling berkibar



JAKARTA. Poundsterling bergerak mengungguli rekan-rekan mata uang utama, pasca pertemuan Bank Sentral Inggris (BoE). Para pembuat kebijakan sepakat tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%.

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/11) pukul 19:00 WIB, pasangan EUR/GBP turun 0,25% menjadi 0,7998. Pairing GBP/USD naik 0,33% ke 1,5684. Adapun pasangan GBP/JPY naik 0,91% menjadi 184,3530.

Keputusan BoE yang mempertahankan suku bunga mulai memunculkan kekhawatiran bahwa tekanan inflasi meningkat. BoE melakukan pemungutan suara, sebanyak tujuh pejabat sepakat mempertahankan suku bunga di level rendah. Sementara dua pejabat BoE lain ingin menaikkan suku bunga.


Kondisi ini bertolak belakang dengan pernyataan Gubernur BoE, Mark Carney. Sebelumnya, Carney menyebutkan Zona Eropa dalam kondisi stagnan. Itu merupakan salah satu alasan BoE merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi. “Investor mengurangi posisi short poundsterling pada pertemuan BoE,” kata Neil Jones, Kepala Hedge Fund Mizuho Bank Ltd di London.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures menilai, penurunan EUR/GBP dampak keputusan BoE yang mempertahankan suku bunga. Hal ini sesuai ekspektasi pasar. Berdasarkan fundamental, positifnya ekonomi Eropa tak banyak membantu penguatan euro. Neraca transaksi berjalan Eropa pada September 2014 tercatat US$ 30 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dari konsensus US$ 21,3 miliar. Meski demikian, euro tak merespons angka ini.

“EUR/GBP sudah menunjukkan reli sejak Senin hingga Rabu. Kecenderungan EUR/GBP adalah menguat,” ungkap Suluh.

Albertus Christian, Senior and Research Analysis Monex Investindo Futures, bilang, penopang penguatan GBP/USD adalah optimisme pejabat bank sentral terhadap kondisi perbaikan upah di Inggris, menyusul kenaikan jumlah tenaga kerja.

Di sisi lain, dollar AS juga bergerak menguat. Meski demikian, sentimen poundsterling lebih dominan sehingga GBP/USD bergerak menguat. “Secara umum, dollar menguat karena harga komoditas seperti minyak mentah terus merosot,” ujar Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie