JAKARTA. Mengendurnya penguatan USD datang bersamaan dengan sajian data sektor ketenagakerjaan Inggris yang memuaskan pasar. Tidak heran GBP/USD berhasil catatkan penguatan hari ini.Mengutip Bloomberg, Rabu (15/3) pukul 17.24 WIB pasangan GBP/USD menguat 0,24% ke level 1,2182 dibanding hari sebelumnya.Alwy Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka menjelaskan dukungan terbesar bagi penguatan poundsterling datang dari rilis data sektor ketenagakerjaan Inggris yang positif.
Mulai dari tingkat pengangguran Inggris Februari 2017 yang turun dari 4,8% menjadi 4,7% serta angka pengangguran Februari 2017 yang berkurang sebanyak 11.300 orang atau lebih baik dari dugaan pelaku pasar akan terjadinya kenaikan pengangguran sebanyak 3.200 orang. "Selain juga karena pelemahan GBP/USD beberapa waktu lalu sudah signifikan setelah poundsterling menyentuh level terendahnya dalam 8 minggu terakhir di hadapan USD," ujar Alwy. Sehingga wajar GBP mendulang aksi bargain hunting saat investor menyoroti keputusan FOMC yang akan rilis Kamis (16/3) dini hari nanti. Memang probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin sudah 95% terjadi menurut dugaan Fed Fund Futures. Namun pasar kini mengantisipasi isi pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen selanjutnya. Jika terselip kepastian mengenai kapan kenaikan suku bunga selanjutnya akan dilaksanakan, maka bisa dipastikan pasangan GBP/USD akan terpapar koreksi.
"Pergerakan selanjutnya akan bergantung pada pernyataan The Fed mengenai proyeksi ekonomi ke depannya. Kalau positif maka pelemahan GBP/USD bisa terjadi secara terbatas. Jika sebaliknya bukan tidak mungkin penguatan semakin signifikan," ujar Alwy. Karena memang kans GBP/USD menguat lagi masih besar mengingat pertumbuhan inflasi AS Februari 2017 diduga memburuk dari bulan sebelumnya tumbuh 0,6% menjadi di level 0,0%. Tidak hanya itu, pelaku pasar juga menunggu rilis hasil pertemuan Bank of England. Sampai saat ini BoE dinilai tidak akan merubah kebijakan ekonomi dan level suku bunganya yang akan tetap bertahan di level 0,25%. "Selama tidak ada perubahan maka rebound terbatas bisa terus terjadi," kata Alwy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto