KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memburuknya sajian data ekonomi Amerika Serikat (AS) memberi sentimen positif bagi pergerakan mata uang poundsterling. Meski masih dibayangi kekhawatiran proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan memburuknya ekonomi Inggirs tetapi pound tetap berada di atas angin. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) pasangan GBP/USD ditutup menguat 1,40% ke level 1,3728. Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan penguatan pound terjadi karena mengekor penguatan euro. Dimana euro berhasil melambung setelah tercapainya kesepakatan untuk membentuk koalisi pemerintahan dan pernyataan hawkish dari European Central Bank (ECB). “Selain itu Inggris juga ditopang oleh ekspektasi tingginya inflasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/1).
Poundsterling diuntungkan memburuknya data ekonomi AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memburuknya sajian data ekonomi Amerika Serikat (AS) memberi sentimen positif bagi pergerakan mata uang poundsterling. Meski masih dibayangi kekhawatiran proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan memburuknya ekonomi Inggirs tetapi pound tetap berada di atas angin. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) pasangan GBP/USD ditutup menguat 1,40% ke level 1,3728. Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan penguatan pound terjadi karena mengekor penguatan euro. Dimana euro berhasil melambung setelah tercapainya kesepakatan untuk membentuk koalisi pemerintahan dan pernyataan hawkish dari European Central Bank (ECB). “Selain itu Inggris juga ditopang oleh ekspektasi tingginya inflasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/1).