Poundsterling goyah terhadap dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang poundsterling terhadap dollar AS tampak melemah di perdagangan. Persoalan Brexit dan data perekonomian di Britania Raya jadi katalis pelemahan pairing tersebut. Mengutip Bloomberg, Rabu (22/5), pukul 19.31 WIB, pairing GBP/USD melemah 0,35% ke level 1,2662.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti mengatakan Perdana Menteri Inggris, Theresa May tidak mendapat solusi dari pembicaraan lintas partai Brexit. Atau bisa dibilang tidak ada kabar menyenangkan dengan para pembuat undang-undang untuk menghadirkan tawaran baru soal Brexit.

"Sebelumnya dalam acara dengar pendapat mengenai forecast ekonomi dan kebijakan ekonomi di Parlemen Inggris, yang seharusnya diadakan kemarin, Selasa (21/5), ditunda tiba-tiba. Padahal Gubernur Bank of England, Mark Carney dijadwalkan menyampaikan pandangan mengenai inflasi dan suku bunga," tandasnya.


Tak hanya itu, Rilis data Consumer Price Index (CPI) Inggris periode April secara year on year (yoy) terpantau negatif di level 2,1%. Rilis CPI Inggris menandakan mayoritas dari keseluruhan inflasi Inggris. Inflasi penting untuk penilaian mata uang karena kenaikan harga membuat bank sentral menaikkan suku bunga karena menghormati mandat penahanan inflasi mereka.

Sementara dari sisi fundamental dollar sendiri, menurut Sakti masih akan menunggu data stok cadangan minyak yang mengalami penurunan cukup signifikan. Anjloknya jumlah total data inventori minyak AS akan memberi dampak buruk bagi fundamental dollar AS dan berdampak baik bagi poundsterling.

Secara teknikal, Sakti melihat dari indikator global forex-cross forex masih akan melanjutkan koreksi, indikator EMA-7 menunjukkan volatilitas mengecil dan pairing masih akan lemah, indikator VI-14 menunjukkan pairing berpotensi naik dan indikator TSI menunjukkan pairing akan turun.

Besok, dia memproyeksikan pairing berada di rentang 1,2648-1,2778. Sakti merekomendasikan beli di atas level 1,2740 dan jual di bawah 1,2690.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .