JAKARTA. Pada akhir pekan lalu, poundsterling (GBP) tercatat anjlok ke level terendah dalam kurun level 3 bulan terakhir terhadap dollar AS di level 1,5515. Anjloknya mata uang Inggris tersebut menyusul peringatan Llyods Banking Group mengenai tambahan provisi pada aset-asetnya di Irlandia. Hal tersebut, semakin meningkatkan kekhawatiran besaran eksposure institusi keuangan Inggris terhadap Irlandia yang tengah dilanda krisis finansial. Dalam sepekan mendatang, GBP bergerak dengan beberapa indikator. Seperti, akan ada rilis sejumlah data di Inggris. Diantaranya adalah data consumer confidence yang akan rilis 21 Desember. Persepsi pasar memperlihatkan pesimisme ditengah pemangkasan anggaran pemerintah yang berpotensi menurunkan pendapatan masyarakat.
Poundsterling masih minus tertekan Irlandia
JAKARTA. Pada akhir pekan lalu, poundsterling (GBP) tercatat anjlok ke level terendah dalam kurun level 3 bulan terakhir terhadap dollar AS di level 1,5515. Anjloknya mata uang Inggris tersebut menyusul peringatan Llyods Banking Group mengenai tambahan provisi pada aset-asetnya di Irlandia. Hal tersebut, semakin meningkatkan kekhawatiran besaran eksposure institusi keuangan Inggris terhadap Irlandia yang tengah dilanda krisis finansial. Dalam sepekan mendatang, GBP bergerak dengan beberapa indikator. Seperti, akan ada rilis sejumlah data di Inggris. Diantaranya adalah data consumer confidence yang akan rilis 21 Desember. Persepsi pasar memperlihatkan pesimisme ditengah pemangkasan anggaran pemerintah yang berpotensi menurunkan pendapatan masyarakat.