KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Poundsterling melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) setelah anggota parlemen Inggris memilih untuk menolak meninggalkan Uni Eropa (UE) tanpa perjanjian penarikan. Mengutip
Bloomberg, pada Kamis (14/3) pukul 18.01 WIB pasangan mata uang GBP/USD terpantau melemah 0,80% ke level 1,3231. Koreksi ini terjadi setelah kemarin
pairing GBP/USD menyentuh level tertinggi sejak Juni 2018. Pada hari Rabu (14/3), anggota parlemen Inggris memberikan suara 312 hingga 308 untuk amandemen yang mengesampingkan Inggris untuk meninggalkan UE tanpa perjanjian penarikan.
Anggota parlemen sekarang diharapkan hari ini untuk memilih penundaan Brexit pada 29 Maret. Analis Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti menilai, sebelumnya mereka telah menolak proposal Perdana Menteri Inggris Theresa May, sehingga pemungutan suara untuk Brexit tanpa kesepakatan bisa saja ditolak kembali. “Poundsterling tidak bisa tetap kuat selama komentar dari May mengisyaratkan memiliki lebih sedikit opsi yang tersedia untuk kesepakatan baru,” kata Sakti kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3). Ia menegaskan bahwa ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker sebelumnya mengatakan bahwa ada peluang yang lebih kecil untuk memenuhi permintaan negosiasi ulang Inggris untuk ketiga kalinya. Di sisi lain optimisme terkait hasil positif dalam perundingan perdagangan AS-China memudar dalam beberapa hari terakhir. “Harapan telah terpukul menyusul komentar terakhir dari negosiator AS yaitu Robert Lighthizer. Dollar AS tetap apatis setelah komentarnya tentang kemungkinan kesepakatan dalam waktu dekat,” tutur Sakti. Lighthizer menyatakan bahwa masih ada masalah besar yang belum terselesaikan. Mulai pudarnya sentimen perang dagang AS-China nampaknya tidak memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pergerakan dollar AS terhadap beberapa rival utamanya. Dollar AS nampaknya menguat secara terbatas karena posisi
yield obligasi AS masih berada di posisi terendah dalam empat bulan lebih. Imbal hasil obligasi untuk tenor 10 tahun turun ke posisi 2,60%.
Secara teknikal, indikator
moving average exponential (EMA) GBP/USD mengecil dengan arah kurs turun.
Vortex indicator (VI) dengan kondisi
red over blue yang melebar di mana arah kurs berpotensi lanjutkan koreksi. Selanjutnya indikator
true strengh indicator (TSI) berada di area posistif 14 yang menunjukkan kurs kurang kuat untuk naik. Secara umum, GBP/USD masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya. Ia merekomendasi
sell untuk pasangan mata uang ini selama harga di bawah 1,3176. Adapun level
resistance antara 1,3337 - 1,3418 - 1,3638. Sementara level
support antara 1,3117 - 1,2979 - 1,2759. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati