KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT PP Infrastructure (PPIN) miliki 6 proyek sepanjang tahun ini. Adapun proyek yang didominasi dari bisnis SPAM (Sistim Pola Air Minum) tersebut bernilai Rp 3,2 triliun. I Komang Sudarma, Direktur Keuangan PPIN menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya membidik memiliki aset senilai Rp 800 miliar. Menurutnya terbilang masih kecil lantaran investasi perusahaan merupakan proyek yang benar-benar baru (greenfield). Karenanya, ia memproyeksikan hingga tutup tahun pihaknya bisa menyelesaikan 2 dari total 6 proyek. Baca Juga: Bersiap IPO, PP Infrastructure fokus menambah portofolio bisnis "Kami dalam investasi ini bentuk BUP (Badan Usaha Pelaksana), jadi tahun ini baru dapat sehingga baru bisa memulai pelaksaannya di tahun ini juga," terangnya kepada kontan.co.id saat menyambangi kantornya di PP Plaza, Jakarta, Kamis (3/10). Lebih lanjut, ia memaparkan beberapa proyek yang didapatnya yakni proyek SPAM di Tangerang Selatan dengan nilai investasi Rp 334 miliar yang mana sejauh ini progresnya telah mencapai 40%. Kemudian, yang baru mulai jalan berada di Gresik dengan nilai Investasi sekitar Rp 650 miliar untuk membangun pipa air 1.000 LPS (liter per second). Adapun untuk proyeknya yang erada di Gresik saat ini baru menandatangani kontrak sehingga progresnya masih pembebasan lahan seluas 6 ha. "Jadi mulai konstruksi baru di tahun depan," lanjutnya. Asal tahu saja, untuk proyek yang memulai tahapan konstruksi di tahun ini yakni 3 proyek SPAM di Jatisari Bekasi, Tangerang Selatan, dan Gresik. Sedangkan lainnya dari investasi di proyek fiber optiknya. Didik Mardianto, Direktur Utama PPIN menegaskan bahwa secara lengkap portofolio proyek di sektor SPAM perusahaan ada di Bekasi dengan kapasitas sebesar 200 LPS, Tangerang Selatan (300 LPS). Lalu Gresik (1.000 LPS), dan Pekanbaru (1.000 LPS). Juga, pihaknya sedang melakukan akuisisi SPAM di Bekasi dengan kapasitas 200 LPS yang disebutnya dapat dikembangkan hingga 500 LPS. "Saat ini dalam tahap due diligence dengan nilai masih di bawah Rp 100 miliar," ujarnya.
PP Infrastructure pegang proyek investasi senilai Rp 3,2 triliun
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT PP Infrastructure (PPIN) miliki 6 proyek sepanjang tahun ini. Adapun proyek yang didominasi dari bisnis SPAM (Sistim Pola Air Minum) tersebut bernilai Rp 3,2 triliun. I Komang Sudarma, Direktur Keuangan PPIN menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya membidik memiliki aset senilai Rp 800 miliar. Menurutnya terbilang masih kecil lantaran investasi perusahaan merupakan proyek yang benar-benar baru (greenfield). Karenanya, ia memproyeksikan hingga tutup tahun pihaknya bisa menyelesaikan 2 dari total 6 proyek. Baca Juga: Bersiap IPO, PP Infrastructure fokus menambah portofolio bisnis "Kami dalam investasi ini bentuk BUP (Badan Usaha Pelaksana), jadi tahun ini baru dapat sehingga baru bisa memulai pelaksaannya di tahun ini juga," terangnya kepada kontan.co.id saat menyambangi kantornya di PP Plaza, Jakarta, Kamis (3/10). Lebih lanjut, ia memaparkan beberapa proyek yang didapatnya yakni proyek SPAM di Tangerang Selatan dengan nilai investasi Rp 334 miliar yang mana sejauh ini progresnya telah mencapai 40%. Kemudian, yang baru mulai jalan berada di Gresik dengan nilai Investasi sekitar Rp 650 miliar untuk membangun pipa air 1.000 LPS (liter per second). Adapun untuk proyeknya yang erada di Gresik saat ini baru menandatangani kontrak sehingga progresnya masih pembebasan lahan seluas 6 ha. "Jadi mulai konstruksi baru di tahun depan," lanjutnya. Asal tahu saja, untuk proyek yang memulai tahapan konstruksi di tahun ini yakni 3 proyek SPAM di Jatisari Bekasi, Tangerang Selatan, dan Gresik. Sedangkan lainnya dari investasi di proyek fiber optiknya. Didik Mardianto, Direktur Utama PPIN menegaskan bahwa secara lengkap portofolio proyek di sektor SPAM perusahaan ada di Bekasi dengan kapasitas sebesar 200 LPS, Tangerang Selatan (300 LPS). Lalu Gresik (1.000 LPS), dan Pekanbaru (1.000 LPS). Juga, pihaknya sedang melakukan akuisisi SPAM di Bekasi dengan kapasitas 200 LPS yang disebutnya dapat dikembangkan hingga 500 LPS. "Saat ini dalam tahap due diligence dengan nilai masih di bawah Rp 100 miliar," ujarnya.