KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP) mencatatkan kinerja keuangan yang membaik sepanjang kuartal I-2021.Emiten kelapa sawit milik Grup Salim ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,20 triliun atau naik 47,6% secara
year on year. Kenaikan pendapatan ini didukung oleh kenaikan Average Selling Price (ASP) Crude Palm Oil (CPO) sebesar 47% secara
year on year. Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa dalam risetnya pada 2 Juli menuliskan, perolehan tersebut telah memenuhi 30% dari proyeksi Ciptadana untuk pendapatan LSIP pada tahun ini.
Dengan kinerja operasional yang lebih baik, LSIP pun berhasil membukukan laba bersih yang kuat sebesar Rp 297 miliar atau naik 268,8% secara
year on year.
Baca Juga: Laba Bersih Kuartal I-2021 Melejit, Prospek Kinerja dan Saham LSIP Pun Jadi Menarik “Kinerja LSIP pada kuartal I-2021 secara umum sebenarnya di atas ekspektasi kami, namun kami tetap mempertahankan perkiraan pendapatan dan produksi LSIP pada tahun ini. Periode kuartal kedua secara historis bukanlah kuartal terkuat dalam hal produksi,” kata Yasmin dalam risetnya. Adapun, secara keseluruhan, Yasmin bilang produksi LSIP masih berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target Ciptadana. Pada kuartal I-2021, produksi berangsur-angsur kembali ke tingkat normal di mana produksi inti Tandan Buah Segar (TBS) tumbuh 4% YoY menjadi 318 ribu ton.
Sejalan dengan peningkatan produksi TBS, produksi CPO LSIP juga meningkat 7% YoY menjadi 86 ribu ton. Ke depan, Yasmin menilai LSIP bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan pungutan pajak ekspor Indonesia mulai 2 Juli 2021. Berdasarkan struktur pungutan ekspor progresif yang baru, pungutan maksimum atas ekspor CPO akan menjadi US$ 175/ton ketika harga referensi di atas US$ 1.000/ton. Hal tersebut menyiratkan pemotongan US$ 80/ton dari tarif yang telah diterapkan sejak 10 Desember 2020. Pemotongan retribusi secara progresif menurun pada harga referensi yang lebih rendah, dengan tarif retribusi terendah US$ 55/ton (tidak berubah vs sebelumnya) yang akan berlaku jika referensi harga berada pada atau di bawah US$ 750/ton.
Baca Juga: Analis kompak rekomendasikan beli saham LSIP di tengah tren kenaikan harga CPO “Pungutan ekspor yang lebih rendah kemungkinan akan mendorong ekspor dari Indonesia dan meningkatkan realisasi harga bagi produsen CPO seperti LSIP dalam beberapa bulan ke depan,” imbuh Yasmin.
Untuk tahun ini, Yasmin masih mempertahankan harga CPO global akan sebesar RM 4.000/ton atau setara dengan US$ 960/ton. Dus, ia memproyeksikan LSIP akan membukukan pendapatan sebesar Rp 3,93 triliun dengan laba bersih Rp 813 miliar. Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham LSIP dengan target harga Rp 2.070 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto