PP pracetak incar proyek infrastruktur pelabuhan



JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan (PTPP) berupaya mengoptimalkan lini bisnis beton pracetak (precast). Apalagi, perusahaan plat merah ini sudah punya lini usaha di bisnis ini dengan bendera PT PP Pracetak.

Perusahaan plat merah ini mulai menggenjot produksi jenis tiang pancang beton bulat atau spun pile. Jenis beton ini banyak dipakai untuk membangun infrastruktur pelabuhan. "Ini banyak sekali order precast untuk pelabuhan. Permintaan spun pile kami sampai overload," kata Abdul Haris Tatang, Direktur PT PP Pracetak kepada KONTAN, Selasa (26/8).

Sebagai satu-satunya pembuat beton bulat di Tanah Air, Tatang melihat peluang untuk mengembangkan penyediaan beton untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan masih cukup bagus. Ia optimistis, setelah terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden baru akan semakin banyak proyek infrastruktur pelabuhan yang bakal dibangun.


Untuk menyiapkan potensi pasar tersebut, PP Pracetak akan memfokuskan produksi beton bulat di dua pabriknya yang berlokasi di Cilegon Banten dan yang akan dibangun di Bakauheni Lampung.

Namun, untuk saat ini pemenuhan produksi beton bulat baru bisa terlaksana di pabrik Cilegon. Sedangkan pembangunan pabrik di Bakauheni baru akan terealisasi tahun depan. "Pabrik di Bakauheni ini nantinya untuk mendukung proyek pelabuhan Kuala Tanjung," imbuhnya.

Namun Tatang belum menjelaskan secara detail kebutuhan beton bulat untuk proyek Kuala Tanjung. Yang jelas, saat ini pihaknya tengah memenuhi kebutuhan beton untuk menyelesaikan proyek pelabuhan Terminal Kalibaru Jakarta yang digarap oleh PT Pelindo II. Nilai pengadaan beton di proyek ini mencapai Rp 300 miliar.

Tahun ini, PP Pracetak memperkirakan bakal produksi beton hingga mencapai 228.000 ton. Target tersebut bisa dipenuhi dari pabrik di Cilegon, Banten serta di Sadang, Jawa Barat.  Meski sudah mengoperasikan dua pabrik, khusus pabrik di Sadang, kapasitas produksinya belum maksimal. Lantaran baru beroperasi bulan ini, proyeksi produksi pabrik Sadang baru 30% dari kapasitas total beton 160.000 ton.

Dengan beroperasinya pabrik di Sadang, PP Pracetak tidak akan menambah pabrik baru lagi hingga akhir tahun. Pasalnya, saban tahun, PP Pracetak menargetkan bisa menambah minimal satu pabrik beton anyar. Tambahan pabrik baru bisa terlaksana tahun depan. "Kami akan bangun di Bakauheni dan Pasuruan Jawa Timur," bebernya.

Pabrik di Bakauheni nantinya diperkirakan bakal menjadi pabrik terbesar yang dimiliki PP Pracetak dengan kapasitas sekitar 350.000 ton. Kemudian pabrik di Pasuruan akan memiliki kapasitas lebih kecil yaitu 250.000 ton. Rencananya pabrik di Bakauheni akan dibangun terlebih dahulu dari pabrik di Pasuruan.

Kinerja moncer

Melajunya produksi beton PP Pracetak rupanya berhasil membawa angin segar bagi kinerja PTPP. Tanpa menyebut jumlah target pendapatan yang dibidik, menurut Tatang hingga akhir semester I kemarin perusahan yang ia kelola ini sudah bisa mengantongi 50% dari target. Menurutnya dengan perolehan tersebut, pada akhir tahun ia bisa memenuhi sisa kekurangan. "Marketing sales kami sampai Juli 2014 sudah tercapai 85% dari target tahun ini Rp 1,05 triliun, mudah-mudahan target tersebut bisa tercapai," ucapnya.

Untuk membangun pabrik beton pracetak, PP Pracetak mendapat anggaran dana dari induk usaha yakni PT PP sebesar Rp 200 miliar. Hingga Agustus ini, dana tersebut sudah terserap seluruhnya. Menurut Tatang, dana ini dipakai untuk membangun pabrik beton PP Pracetak di Cilegon dan Sadang.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto