KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi masih menarik sebagai sumber pendanaan emiten. Salah satunya, PT PP Presisi Tbk (
PPRE) yang berencana menerbitkan obligasi tahun ini. Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PPRE M. Arif Iswahyudi mengatakan bahwa PP Presisi berencana menerbitkan obligasi tahap 2. "Untuk penerbitan obligasi tahap 2 ini akan dilaksanakan di tahun 2023 dengan total dana
proceed yang dibidik adalah Rp 750 miliar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/3).
Dijelaskan, aksi korporasi ini untuk mendukung kinerja PPRE tahun ini. Maklum, perseroan berencana meningkatkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) di 2023 ini tumbuh hingga 50% dari tahun lalu sebesar Rp 350 miliar. Adapun alokasi dana obligasi tahap 2 ini untuk capex sebesar 70% dan 30% digunakan untuk kredit modal kerja.
Baca Juga: Laba PP Presisi (PPRE) Naik 30,9% Jadi Rp 100 Miliar pada 2022, Ini Kata Manajemen Arif menuturkan, pemilihan skema obligasi lantaran ini merupakan pembiayaan jangka menengah panjang yang sesuai dengan
term of project yang akan didapatkan pada jasa pertambangan. Selain itu juga sesuai dengan masa pembiayaan alat yang akan dibeli untuk digunakan pada proyek jasa pertambangan tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya optimistis aksi korporasi ini tidak akan membebankan fundamental PPRE. "Skema obligasi ini sangat tepat untuk membiayai proyek yang akan kami dapatkan," jelasnya. Optimisme tersebut juga didorong dari penguatan posisi keuangan perseroan sepanjang 2022. Ini ditandai dengan peningkatan ratio profitabilitas pada ratio ROA meningkat dari 2,09% menjadi 2,39% dan ROE meningkat dari 4,9% menjadi 5,8%, serta
current ratio meningkat dari 1,16 menjadi 1,29. Total aset PPRE juga meningkat dari Rp 7 triliun menjadi Rp 7,5 triliun secara tahunan (YoY), seiring dengan pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung proyek jasa pertambangan. "Namun kami tetap menjaga rasio keuangan kami tetap optimal dengan rasio DER Interest Bearing 0,75," tegasnya.
Rencana realisasi penerbitan obligasi ini juga baru akan dilakukan pada semester II tahun ini. Dikarenakan saat ini PPRE sedang dalam tahapan perolehan proyek pada jasa pertambangan yang memerlukan pendanaan untuk capex yang akan diperoleh melalui skema obligasi ini. Untuk 2023, PPRE menargetkan perolehan kontrak baru di tahun 2023 meningkat 20%-30% atau sebesar Rp 6 triliun sampai dengan Rp 7 triliun dengan peningkatan perolehan kontrak baru pada jasa pertambangan lebih dari 50%. Tahun 2022, PPRE mencetak kontrak baru sebesar Rp 5,2 triliun, mayoritas kontrak baru diperoleh dari jasa pertambangan sebesar 55%,
civil work 41%, serta lini bisnis
supporting (production plant, struture work dan
rental equipment) sebesar 4%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari