PP Presisi (PPRE) dapatkan fasilitas keuangan sebesar Rp 200 miliar



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) memperoleh fasilitas perbankan di tengah pandemi dari Bank DKI berupa fasilitas non cash loan-Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan cash loan trade dengan plafon sebesar Rp 200 miliar ber-jangka waktu 12 bulan.

Direktur Utama PPRE, Rully Noviandar menyebutkan di tengah pandemi, industri konstruksi masih belum membaik. Hal itu ditandai dengan rasio NPL sektor konstruksi di atas rata-rata NPL bank umum.

"PP Presisi masih memperoleh kepercayaan besar dari perbankan di tengah kondisi kinerja industri konstruksi yang masih belum membaik sebagai dampak dari pandemi Covid-19 ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/8).


Direktur Keuangan PPRE, Benny Pidakso menambahkan, kepercayaan ini diperoleh lantaran perbankan melihat PP Presisi tetap mampu bertumbuh. Hal itu ditandai dengan perolehan kontrak baru per Juli 2021 telah mencapai sebesar Rp 3,4 triliun.

Baca Juga: PP Presisi (PPRE) merampungkan proyek Sirkuit Mandalika

Di samping itu, PPRE berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 91% year on year (yoy), menjadi Rp 35,9 miliar di semester I 2021 dibandingkan Rp 18,8 miliar pada semester I-2020.

"Bahkan berhasil membukukan EBITDA sebesar Rp 463 miliar, di samping masih memiliki ruang untuk melakukan leveraging yang cukup besar, mengingat rasio net debt to equity masih di 0,78X," paparnya.

Selain itu, Benny menilai perbankan tertarik pada rencana bisnis PPRE yang akan menjadikan lini bisnis jasa pertambangan sebagai salah satu mitigasi risiko bisnis konstruksi sekaligus sebagai sumber recurring income.

Menurutnya, hal inilah yang mendorong Bank DKI memberikan fasilitas perbankan kepada PP Presisi, yang akan digunakan sebagai alternatif fasilitas pembiayaan dan jaminan keamanan pembayaran sebagai kontraktor jasa pertambangan nikel.

Baca Juga: Perolehan kontrak anak usaha moncer, PTPP belum berencana revisi target

Saat ini, PPRE sedang mengerjakan dua jasa pertambangan nikel yakni sebagai jasa pertambangan pada pertambangan nikel Morowali dan jasa pengembangan tambang di Weda Bay Nickel. Selain itu, perusahaan juga tengah menggarap beberapa prospek tambahan jasa tambang nikel lainnya.

“Mengacu kepada tren pertumbuhan permintaan nikel yang diikuti oleh tren peningkatan harga komoditas nikel, serta kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan, kami optimis bahwa lini bisnis jasa pertambangan akan berkontribusi sebesar 20% terhadap target pendapatan Perseroan di tahun 2021 ini," pungkas Rully.

Selanjutnya: Kantongi Rp 3,38 triliun, 92% target kontrak baru PP Presisi (PPRE) tercapai di Juli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli