KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (
PPRE) menargetkan kontrak baru sebesar Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun di tahun 2023. Sebagai gambaran, pada tahun lalu PPRE membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 5,2 triliun. Perolehan kontrak tahun 2022 didominasi oleh dua lini bisnis utama, yakni civil work 41% dan jasa pertambangan 55%. Sekretaris Perusahaan M Arif Iswahyudi mengatakan perolehan kontrak baru PP Presisi sampai dengan kuartal I-2023 sebesar Rp 1,1 triliun atau naik 10% dari Rp 1 triliun di periode yang sama tahun lalu.
“Di mana
majority 84% dari jasa pertambangan dan 8,7% dari pekerjaan sipil,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5). Secara rinci, sektor pertambangan telah menyumbang sebesar Rp 980miliar. Tahun ini, kontrak baru yang dibidik oleh PPRE berfokus pada lini bisnis utama, yaitu jasa pertambangan dan pekerjaan sipil, serta lini bisnis lainnya sebagai lini bisnis
supporting. Adapun di jasa pertambangan berlokasi di Pulau Sulawesi serta Maluku. Sementara untuk pekerjaan sipil PPRE juga fokus sebagai kontraktor utama.
Baca Juga: Ini Alasan PP Presisi (PPRE) Tahan Laba Bersih dari Tahun Buku 2022 Beberapa proyek sipil yang dikerjakan di targetkan selesai pada semester 1 2023, namun juga ada yang akan selesai pada semester 2 tahun ini. “Dan di tahun 2024 juga ada yang kami harapkan dapat selesai tepat waktu. Sedangkan untuk proyeksi selesainya pekerjaan jasa pertambangan masih panjang dikarenakan jenis kontrak jangka panjang (4 tahun),” ungkapnya. Ia juga melihat prospek bisnis konstruksi di tahun 2023 di perkirakan akan relatif stabil, namun untuk memitigasi risiko pada tahun politik dan sebagai sumber
recurring income, Perseroan juga berfokus pada proyek-proyek jasa pertambangan khususnya nikel. “Ke depan seiring dengan program pemerintah pada hilirisasi tambang dan meningkatnya kebutuhan industri akan mobil listrik,” ujarnya. Dengan melihat prospek tersebut, PPRE turut optimistis menargetkan pendapatan dan laba bersih bisa naik 20% sampai 40% di tahun 2023. Sebagai gambaran, di tahun lalu PPRE membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 29,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,6 triliun. Adapun laba bersih tumbuh 30,98% YoY menjadi Rp 100,75 miliar.
Dari sisi belanja modal, ia bilang PPRE telah mengalokasikan dana sebesar Rp 450 miliar. Penggunaan hingga kuartal I-2023 pun sudah sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 120 miliar. “Penggunaannya seiring dengan peningkatan kebutuhan alat berat pada proyek jasa pertambangan dan pekerjaan sipil,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari