KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti masih terus menjajaki penjualan borongan atau bulk sales. Baru-baru ini perusahan sudah berhasil mengantongi Rp 2,1 triliun dari penjualan serupa untuk tiga tower apartemen. Saat ini, anak usaha PTPP ini tengah melakukan penjajakan penjualan borongan dengan empat investor di empat proyek yang berbeda. Pertama, perusahaan sedang menjajaki penjualan satu tower apartemen di kawasan Bandara Kertajati dengan salah satu maskapai. Kedua, menjajaki pembangunan perumahan untuk karyawan Antam di Tangerang Selatan senilai Rp 150 miliar. Lalu ketiga, penjualan Apartemen Begawan Tower 2 senilai Rp 250 miliar ke PT Dipa Karya Sejahtera dan terakhir proyek Lomozi tower 1 di Margonda senilai Rp 250 miliar ke PT Samander Bisnis Nusantara (SBN).
"Untuk kerjasama dengan Antam akan kita tandatangani awal bulan Juni, sedangkan untuk penjualan bulk sales di Margonda kemungkinan akan tandatangan pada kuartal IV 2018," kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti di Jakarta, Senin (28/5). Apartemen di Kertajati merupakan bagian tahap pertama dari rencana pengembangan Aerocity seluas 300 hektare (ha) yang dikerjasamakan PPRO dengan BIJB Aerocity Development yaitu anak usaha PT Bandara International Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati. Tahap pertama, perusahaan akan membangun empat tower apartemen dengan kapasitas 1.100 unit. Galih Saksono, Direktur PP Properti mengatakan, saat ini pihaknya masih menjajaki penjualan secara borongan untuk satu tower dulu kepada satu maskapai. "Kalau itu sudal deal, akan langsung kita bangun. kemudian kita akan coba tawarkan tower kedua tahun ini," katanya. Adapun proyek Lomozi di Margonda merupakan proyek baru yang direncanakan akan mulai diluncurkan tahun ini. Proyek ini akan dibangun di lahan sekitar 1 ha dan lokasinya persis berada di belakang SPBU Margonda. Rencananya akan dibangun tiga tower apartemen di sana dan satu tower saat ini sedang dijajaki secara bulk sales kepada SBN. Proyek Lomozi ini akan menjadi proyek kedua PP Properti di Depok setelah sebelumnya sudah mulai mengembangkan apartemen Evencio. Menurut Indaryanto, proyek ini nantinya akan dibanderol lebih mahal daripada Apartemen Evencio karena letaknya sangat strategis dan akan berdekatan dengan jalan tol yang sedang dibangun di sana. Sementara penjualan borongan senilai Rp 2,1 triliun yang sudah dicatatkan PPRO berasal dari tiga tower di proyek yang berbeda-beda yang dijual ke satu investor strategis yaitu PT Arvada Investama, perusahaan asing yang bergerak di bidang pengelolaan properti. Ketiganya adalah Grand Shamaya tower 2, Grand Dharmahusada tower 2 dan Grand Sungkono tower 4.
Taufik mengatakan, penjualan borongan merupakan strategi PP Properti dalam mengejar penjualan tahun ini di tengah pasar properti secara masih belum belum bergerak bagus. "Pasar properti ritel sekarang belum bagus makanya kita mengandalkan penjualan bulk sales," kata Taufik. Selain penjualan bulk sales, PPRO juga telah mencatatkan penjualan secara ritel sekitar Rp 800 miliar. Namun hingga akhir Mei, PP Properti memperkirakan hanya akan mengantongi marketing sales sekitar Rp 2,4 triliun karena penjualan bulk sales yang sudah didapatkan tidak seluruh dicatatkan di bulan Mei. PPRO optimistis tahun ini perusahaan akan melampaui target marketing sales yang sudah ditetapkan sebesar Rp 3,8 triliun. Kedati begitu, mereka tidak akan mengerek naik targetnya tahun ini. "Target tidak akan kami ubah." Tandas Taufik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sofyan Hidayat