KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) mulai ambil ancang-ancang untuk ekspansi tahun depan. Perusahaan ini menyiapkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) Rp 1,8 triliun hingga Rp 2 triliun di tahun 2018. Nilai capex ini lebih kecil ketimbang capex tahun ini yang dianggarkan Rp 3,3 triliun sampai Rp 3,5 triliun. Turunnya capex ini disebabkan cadangan lahan PPRO yang sudah besar. Sehingga di tahun depan, perusahaan tak perlu banyak berbelanja lahan baru. "Kami hanya akan melakukan belanja lahan baru sebesar Rp 300 miliar," kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO saat berkunjung ke KONTAN, Rabu (18/10). Dana capex lainnya akan digunakan untuk pembangunan apartemen dan hotel. Perusahaan ini juga akan melakukan
refinancing utang.
Rencananya, PPRO akan menggalang dana dari pinjaman perbankan, obligasi, dan surat utang jangka menengah atau
medium term notes (MTN). Penerbitan obligasi akan dilakukan di paruh pertama tahun depan. Anak perusahaan PT PP Tbk (PTPP) ini berambisi meningkatkan pendapatan berulang (
recurring income). Maklum, saat ini, pendapatan berulang PPRO baru 10% dari total pendapatan perusahaan. "Dalam tiga tahun yang akan datang kami akan tingkatkan porsi
reccuring income hingga 20%," ujar Taufik. Demi memuluskan rencana itu, PPRO tengah mempersiapkan beberapa proyek seperti pembangunan tiga hotel. Emiten ini juga menyiapkan pembangunan beberapa apartemen mahasiswa di Yogyakarta dan Solo. Sebelumnya, PPRO sudah membangun proyek apartemen mahasiswa di wilayah Jatinangor, Depok, Malang dan Surabaya. "Kami mengincar kota-kota tersebut, karena di kota itu, mahasiswa memiliki
willingness to pay," kata Taufik. Terkait dengan proyek-proyek di sekitaran kampus ini, PPRO sudah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membangun apartemen dengan tajuk bebas narkoba. PPRO juga tengah membidik lahan di sekitar wilayah kampus yang disasar. Tahun depan, PPRO berencana memasarkan sekitar 24 proyek, termasuk sekitar 16 proyek yang sudah mulai dipasarkan pada tahun 2017. PPRO juga akan memulai membangun proyek Aero City, kota mandiri yang berada di dekat bandara Kertajati. Saat ini, pembangunan Aero City tengah dalam tahap pembebasan lahan. Target kinerja Dengan berbagai ekspansi itu, PPRO menargetkan pendapatan, laba dan
marketing sales akan naik hingga 20% di tahun depan. Hingga kuartal III-2017, PPRO telah mengantongi
marketing sales Rp 2,34 triliun. Jumlah ini mencerminkan 75% dari target PPRO hingga akhir tahun ini Rp 2,9 triliun. Pada periode itu, pendapatan PPRO mencapai Rp 1,79 triliun atau tumbuh 15% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka
marketing sales PPRO juga berhasil tumbuh 61%
year on year (yoy). Di sisi lain, manajemen PPRO memperkirakan laba bersih perusahaan hanya akan naik 6% di kuartal III-2017 menjadi Rp 275 miliar.
Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, di tengah kelesuan properti, target PPRO di tahun depan cukup realistis. Apalagi, PPRO masih memiliki banyak proyek yang siap diluncurkan. "Kalau melihat permintaan yang ada, apalagi yang mereka incar segmen menengah, target ini cukup realistis." ujar Reza. Dengan berbagai rencana yang dilakukan PPRO di tahun depan, Reza menilai secara fundamental, saham PPRO masih layak dikoleksi. Harapannya, apartemen yang dimiliki PPRO bisa diserap dengan baik oleh masyarakat. Karena masih punya prospek yang menarik, Reza masih merekomendasikan
buy untuk saham PPRO. Ia memasang target harga Rp 340 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini