KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti tbk (PPRO) masih optimistis pasar properti akan lebih baik tahun depan. Oleh karena itu, pengembang Grand Kamala Lagoon (GKL) ini menargetkan marketing sales atau penjualan pemasaran tumbuh sekitar 10%. Dalam membidik penjualan, PP Properti masih akan melanjutkan strategi tahun lalu yakni dengan tetap menjajaki penjualan secara borongan alis bulk sales. "Kami pasti jualan bulk sales dan ritel juga." kata Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti pada Kontan.co.id, Jumat (7/12). Sementara tahun ini, PPRO optimistis bisa mencapai target marketing sales Rp 3,8 triliun. Sepanjang Januari-September 2018, perusahaan sudah berhasil membukukan Rp 3,1 triliun atau 81,5% dari target. Pencapaian marketing sales PP Properti tersebut didukung dengan strategi perusahaan melakukan penjualan secara borongan alias bulk sales tahun ini. Anak usaha PTPP ini banyak menjalin kerjasama dengan organisasi alumni universitas untuk penjualan apartemen kampus yang sedang mereka bangun. Tidak hanya itu, PPRO juga berhasil menjual tiga tower apartemen sekaligus kepada perusahaan swasta PT Arvada Investama yang terdiri dari Grand Shamaya tower 2, Grand Dharmahusada tower 2 dan Grand Sungkono tower 4 dengan nilia Rp 2,1 triliun. Penjualan bulksales tersebut menjadi penopang PP Properti dari penjualan ritel yang masih tergolong lambat tahun ini. Tahun depan, Indar yakin pasar properti akan lebih baik dengan banyaknya pelonggaran-pelongaran aturan yang diberikan pemerintah dan Bank Indonesia di sektor properti. Dirinya yakin, dampak kebijakan terutama pelonggaran LTV akan lebih terasa tahun depan dibandingkan tahun ini. PP Properti akan terus melakukan peluncuran proyek-proyek baru untuk memproduksi lahan-lahan cadangan yang sudah dimiliki perusahaan. Hingga saat ini, perusahaan sudah memiliki landbank seluas 305 hektare (ha) yang tersebar di beberapa lokasi. Sementara dari sisi keuangan, PPRO juga berhasil mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2018. Perusahaan membukukan pertumbuhan laba bersih 11,2% menjadi Rp 305,8 miliar dari Rp 274,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Walaupun laba bersih tumbuh lebih baik, namun pendapatan PPRO sebetulnya hanya naik 1,7% dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp 1,82 triliun. Laba bersih perusahaan disokong dengan adanya pendapatan lain-lain sebesar Rp 35,6 miliar, naik dari Rp 13,9 miliar pada kuartal III tahun lalu. Selama sembilan bulan pertama ini, PP Properti telah menyerap belanja modal Rp 875 miliar yang digunakan untuk membayarkan kewajiban dari pengadaan lahan yang dilakukan sejak tahun lalu, meneruskan pembangunan mall di Bekasi dan Surabaya, serta melanjutkan pembangunan hotel di Surabaya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PP Properti targetkan marketing sales tumbuh sekitar 10% tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti tbk (PPRO) masih optimistis pasar properti akan lebih baik tahun depan. Oleh karena itu, pengembang Grand Kamala Lagoon (GKL) ini menargetkan marketing sales atau penjualan pemasaran tumbuh sekitar 10%. Dalam membidik penjualan, PP Properti masih akan melanjutkan strategi tahun lalu yakni dengan tetap menjajaki penjualan secara borongan alis bulk sales. "Kami pasti jualan bulk sales dan ritel juga." kata Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti pada Kontan.co.id, Jumat (7/12). Sementara tahun ini, PPRO optimistis bisa mencapai target marketing sales Rp 3,8 triliun. Sepanjang Januari-September 2018, perusahaan sudah berhasil membukukan Rp 3,1 triliun atau 81,5% dari target. Pencapaian marketing sales PP Properti tersebut didukung dengan strategi perusahaan melakukan penjualan secara borongan alias bulk sales tahun ini. Anak usaha PTPP ini banyak menjalin kerjasama dengan organisasi alumni universitas untuk penjualan apartemen kampus yang sedang mereka bangun. Tidak hanya itu, PPRO juga berhasil menjual tiga tower apartemen sekaligus kepada perusahaan swasta PT Arvada Investama yang terdiri dari Grand Shamaya tower 2, Grand Dharmahusada tower 2 dan Grand Sungkono tower 4 dengan nilia Rp 2,1 triliun. Penjualan bulksales tersebut menjadi penopang PP Properti dari penjualan ritel yang masih tergolong lambat tahun ini. Tahun depan, Indar yakin pasar properti akan lebih baik dengan banyaknya pelonggaran-pelongaran aturan yang diberikan pemerintah dan Bank Indonesia di sektor properti. Dirinya yakin, dampak kebijakan terutama pelonggaran LTV akan lebih terasa tahun depan dibandingkan tahun ini. PP Properti akan terus melakukan peluncuran proyek-proyek baru untuk memproduksi lahan-lahan cadangan yang sudah dimiliki perusahaan. Hingga saat ini, perusahaan sudah memiliki landbank seluas 305 hektare (ha) yang tersebar di beberapa lokasi. Sementara dari sisi keuangan, PPRO juga berhasil mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2018. Perusahaan membukukan pertumbuhan laba bersih 11,2% menjadi Rp 305,8 miliar dari Rp 274,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Walaupun laba bersih tumbuh lebih baik, namun pendapatan PPRO sebetulnya hanya naik 1,7% dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp 1,82 triliun. Laba bersih perusahaan disokong dengan adanya pendapatan lain-lain sebesar Rp 35,6 miliar, naik dari Rp 13,9 miliar pada kuartal III tahun lalu. Selama sembilan bulan pertama ini, PP Properti telah menyerap belanja modal Rp 875 miliar yang digunakan untuk membayarkan kewajiban dari pengadaan lahan yang dilakukan sejak tahun lalu, meneruskan pembangunan mall di Bekasi dan Surabaya, serta melanjutkan pembangunan hotel di Surabaya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News