KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) akan mengandalkan strategi
partnership dalam menggenjot penjualan. Perusahaan menargetkan sebagian besar dari target
marketing sales tahun ini akan didapatkan dari penjualan secara gelondongan (
buck sales). Anak usaha dari PTPP ini sedang menjajaki penjualan buck sales dengan nilai sekitar Rp 2,65 triliun. Padahal, tahun ini mereka hanya menargetkan
marketing sales Rp 3,8 triliun. Artinya, penjualan ritel yang harus dikejar tinggal Rp 1,15 triliun. Sekitar Rp 2 triliun penjualan gelondongan itu dijajaki dengan PT Arvaca Investama yaitu perusahaan asing yang bergerak di bidang pengelolaan properti. Ada tiga proyek yang dilepas ke perusahaan ini dan ketiganya berlokasi di Surabaya yaitu Grand Shamaya Tower 2, Grand Dharmahusada Lagoon Tower 2, dan Grand Sungkono Lagoon Tower Hotel.
Kemudian, PPRO akan membangun perumahan untuk karyawan Antam di Tangerang Selatan dengan nilai Rp 150 miliar. Lalu perusahaan sudah melakukan nota kesepahaman penjualan Apartemen Begawan Tower 2 secara gelondongan senilai Rp 250 miliar ke PT Dipa Karya Sejahtera dan proyek Ma-Zhoi tower 1 di Margonda senilai Rp 250 miliar ke PT Samander Bisnis Nusantara. Taufik Hidayat, Direktur Utama PP properti mengatakan, strategi
partnership tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Selain mempercepat pertumbuhan penjualan, penjualan secara
buck sales juga akan meningkatkan arus kas. "Arus kas dari operasi akan lebih meningkat karena dari pembayaran uang muka saja sudah bisa langsung kita bukukan sebagai pendapatan," katanya di Jakarta, Selasa (17/4). Jika tahun lalu, PPRO membukukan surplus
cash flow dari aktivitas operasi sebesar Rp 300 miliar maka Taufik memperkirakan tahun ini kondisinya akan jauh lebih baik karena perusahaan tidak memiliki rencana untuk akuisisi lahan. Mereka akan fokus melakukan produksi di
landbank yang sudah dikumpulkan tahun lalu. Penjualan ke Arvaca Investama diperkirakan akan segera mencapai kesepakatan akhir bulan ini. Begitu pula dengan rencana pembangunan hunian untuk karyawan Antam tersebut. "Namun penjualan Apartemen Begawan dan Ma-Zhoi tower 1 masih butuh waktu untuk negosiasi. Tapi kami optimistis Rp 2,5 triliun bisa dapat dari buck sales tahun ini," ungkap Taufik. Strategi penjualan secara gelondongan ini bukan tahun ini saja dilakukan PP Properti. Tahun lalu, perusahaan juga sudah berhasil menjual apartemen secara buck di dua proyek. Pertama di apartemen Evenciio Depok kepada Ikatan Alumni Universits Indonesia (Iluni) dan apartemen Alton Semarang ke Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP). Sementara Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti menjelaskan, tiga proyek di Surabaya yang akan dijual secara gelondongan tersebut dijajaki ke prusahaan asing. Nantinya, proyek tersebut akan dikelola perusahaan tersebut sebagai hotel atau sebagai apartemen sewa. Dia menambahkan, penjajakan penjualan secara gelondongan tidak hanya berhenti di proyek itu saja. PPRO masih akan terus membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang tertarik untuk membeli proyek mereka. "Kami juga terbuka membangun kerjasama dengan perusahaan yang punya lahan untuk kami bangunkan proyek hunian. Jadi ini stratgei kita bisa ekspansi tanpa harus akusisisi lahan," kata Indaryanto. Tahun ini, PPRO tidak memiliki rencana untuk menambah lahan karena mereka masih memiliki
landbank yang cukup luas saat ini yakni sekitar 300 hektare (ha). Perusahaan akan fokus mengembangkan proyek eksisting atau proyek baru di
landbank yang mereka punya. PP Properti akan mengembangkan proyek di 25 titik tahun ini.Dari kuartal II hingga kuartal IV , perusahaan telah bersiap-siap merilis proyek di Surabaya, proyek kedua di Margonda, Apartemen di Aerocity Kertajati, dan apartemen Little Tokyo di Jababeka.
Di Kertajati, PPRO berencana mengembangkan empat tower apartemen yang rencananya juga akan dijual secara
buck sales ke perusaha-perusahaan yang beroperasi di Bandara tersebut. "Kita harapkan bisa terjual satu tower tahun ini," kata Indaryanto. Hingga kuartal I-2017, PPRO telah membukukan
marketing sales Rp 703 miliar, atau 18,5% dari total target tahun ini. Capaian itu meningkat 9,3% dari kuartal I-2017 lalu yang hanya mencapai Rp 643 miliar. Dari sisi kinerja keuangan, PPRO menargetkan bisa membukukan pendapatan Rp 3,2 triliun tahun ini. Sementara laba bersih yang dibidik sebesar Rp 528 miliar dan aset diharapkan tumbuh menjadi Rp 14 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi