PPATK: Jelang pemilu, transaksi mencurigakan naik



JAKARTA. Setiap kali menjelang pemilihan umum legislatif dan eksekutif, terjadi peningkatan transaksi mencurigakan di rekening sejumlah partai politik. Baik itu pada pemilu tahun 2004, 2009 dan menjelang pemilu tahun 2014 mendatang. Hal itu dikatakan Ketua PPATK Muhammad Yusuf usai menghadiri Puncak Peringatakan Hari Antikorupsi sedunia di Istana Negara, Senin (9/12). Ia menengarai, meningkatnya frekuensi transaksi mencurigakan menjelang pemilu diduga terkait maraknya politik uang. "Transaksi mencurigakan jelang pemilu tahun depan sudah ada. Kami lakukan riset jelang pemilu tahun 2004, 2009, dan jelang pemilu 2014. Ternyata, jelang pemilu 2014 sudah kelihatan frekuensi transaksinya meningkat," terang Yusuf.Ia menjelaskan, dari riset yang dilakukan selama ini, PPATK menemukan bahwa transaksi mencurigakan menjelang pemilu, saat pemilu dan pascapemilu terus meningkat.

Padahal, meningkatnya transaksi tersebut tidak sejalan dengan kondisi bisnis di dalam negeri. Karena itu, PPATK menduga hal tersebut berkaitan dengan praktik-praktik politik uang pemilu. Bahkan, PPATK menemukan parpol tertentu yang secara rill jumlah uang di rekening mereka tidak banyak, tapi aktivitas fungsionaris parpoli itu kian massif dan luas. Karena itu, PPATK curiga darimana modal pembiayaan kegiatan parpol itu. Karena itu, PPATK meminta kepada parpol untuk transparan sumber pendanaan dan memilih kader-kader parpol yang baik. Artinya kader tersebut tidak suka bermain politik uang yang tidak baik bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

Yusuf meminta agar masyarakat yang disogok dengan uang untuk memilih calon anggota legislatif atau calon kepala daerah maupn calon presiden tertentu untuk segera melaporkannya kepada penegak hukum.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan