PPATK telusuri aliran dana teroris transnasional



JAKARTA. Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC) untuk mendalami modus jaringan terorisme transnasional.

Menurut Agus, dari pendalaman itu ditemukan bahwa ada transaksi keuangan yang bertujuan sebagai sumbangan bagi jaringan terorisme.

"Ternyata berdasarkan hasil kajian bersama ini kita bisa membongkar jaringannya, di Australia seperti apa, di Indonesia seperti apa," kata Agus di kantor PPATK, Jumat (27/11/2015).


Agus mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya pernah menemukan adanya pengiriman uang dari Australia ke Indonesia sebesar Rp 7 miliar.

Menurut dia, jumlah tersebut terbilang besar karena biasanya transaksi untuk jaringan tersebut maksimal hanya sekira Rp 2 miliar.

Agus mengatakan, pembiayaan untuk jaringan terorisme digunakan untuk membeli senjata atau bahan peledak.

"Untuk latihan, mungkin di Poso dan beberapa tempat lain. Membiayai kehidupan mereka, ngontrak," kata Agus.

Agus mengatakan, PPATK memegang nama-nama dugaan jaringan teroris dari Detasemen Khusus 88.

Setelah itu, kata dia, tinggal mencocokkan nama tersebut dengan pemilik rekening yang melakukan transaksi lintas negara itu.

Agus menyadari bahwa Indonesia dan Australia tidak bisa bekerja sendiri karena transaksi keuangan untuk jaringan terorisme juga mengalir ke negara lain.

Agus sebagai pimpinan PPATK sedunia mengundang 19 negara dan lima badan multirateral untuk membahas soal ancaman tersebut.

"Saya pengin mengundang semua negara berbatasan dengan Indo, seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Karena jalur mereka ke Suriah itu dari Indonesia ke Malaysia, Thailand Selatan, terus ke Suriah," kata Agus.

(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto