PPh impor masih belum berdampak bagi Chandra Asri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) impor untuk menyelematkan rupiah dari tekanan dollar Amerika Serikat (AS). PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengaku jika dampak masih belum berdampak bagi perusahaan.

Suryandi, Sekretaris Perusahaan TPIA mengatakan, pihaknya masih mempelajari dampak dari kebijakan tersebut dan untuk saat ini masih belum diketahui. "Setahu kami, kenaikan PPh baru-baru ini ditujukan untuk 1.147 barang konsumsi dan barang mewah seperti mobil mewah. Jadi dampak pada perusahaan masih dipelajari," kata Suryandi, Selasa (11/9).

Terkait dengan penguatan dollar AS yang diperkirakan masih akan terus berlanjut, TPIA sudah menyiapkan langkah untuk mengatasi hal tersebut. "Kami sudah memasukkan perubahan kurs BI pada harga jual, dan kami juga menerapkan biaya forward. Dengan pelanggan, kami menerapkan harga term, yang sudah termasuk perubahan nilai rupiah," kata Suryandi.


Manajemen TPIA berharap kinerja semester kedua nanti akan lebih tinggi ketimbang semester pertama. Suryandi mengatakan, Chandra Asri sempat menutup sementara pabrik untuk menggelar pemeliharaan pabrik Butadiene dan sekaligus peningkatan kapasitas dari 100.000 ton menjadi 137.000 ton. Turn around maintenance ini memang perlu dilakukan demi meningkatkan operasional pabrik.

Kenaikan harga minyak dan bahan baku memang memiliki pengaruh bagi TPIA, dan dampaknya tidak hanya pada industri petrokimia di Indonesia tapi ke industri petrokimia secara global. "Demand domestik di industri petrokimia belum dapat 100% dipenuhi oleh supply dalam negeri," kata Suryandi.

Berdasarkan laporan keuangan semester pertama TPIA, emiten Grup Barito ini meraup pendapatan US$ 1,29 miliar, tumbuh 7,60% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Tapi, laba bersih TPIA turun 33,79% ke US$ 115,21 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati