PPI impor 3.000 ton gula mentah



JAKARTA. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) telah merealisasikan impor 3.000 ton gula mentah (raw sugar) pada 4 April 2012. Ribuan ton gula mentah itu rencananya bakal diolah oleh delapan produsen gula rafinasi nasional yang telah ditunjuk oleh PPI.

Heinrich Napitupulu, Direktur Utama PPI, menjelaskan, raw sugar impor sebanyak 3.000 ton ini merupakan bagian dari rencana impor gula mentah tahun ini yang sebanyak 143.500 ton. "Satu kapal sudah masuk ke Pelabuhan Ciwandan, Banten. Sisanya masih menunggu di Thailand," ungkap dia dalam rapat di DPR, Kamis (5/4).

Sisa impor sebanyak 140.500 ton, menurut Heinrich, akan datang pada minggu ketiga bulan ini di Pelabuhan Cigading, Banten. Setelah gelombang impor pertama selesai, PPI akan menambah impor gula mentah 12.500 ton lagi pada minggu keempat April di Pelabuhan Cilacap. Dengan demikian, seluruh total impor gula mentah mencapai sebanyak 156.000 ton.


Kuota tak tercapai

Sebenarnya, total impor gula mentah itu lebih rendah dari kuota yang diberikan pemerintah. Sebelumnya, Dewan Gula Indonesia (DGI) telah merekomendasikan izin impor sebanyak 240.000 ton pada tahun ini.

Menanggapi hal ini, Heinrich memilih tidak mau berkomentar. Dia hanya berucap, PPI tidak harus merealisasikan seluruh kuota impor gula mentah. Apalagi batas waktu pengolahan dan distribusi gula impor itu harus tuntas pada Mei 2012.

Nah, untuk mengejar deadline itu, PPI menggandeng delapan perusahaan gula rafinasi, yakni PT Duta Sugar International, PT Jawamanis Rafinasi, PT Angel Products, PT Sentra Usahatama Jaya. PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene, dan PT Sugar Labinta.

Delapan perusahaan itu mengolah gula mentah ini secara bertahap sampai minggu ketiga Mei 2012. Urusan distribusi gula, tetap diurus PPI.

Untuk menghindari gula impor ini merembes ke wilayah produsen gula, PPI akan mengemas gula itu ke dalam karung ukuran 50 kg lengkap dengan logo PPI. Selain itu, perusahaan ini menyewa surveyor independen dalam proses pendistribusian dari pelabuhan muat sampai ke level distributor provinsi.

Deddy Saleh, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag), menambahkan, pemerintah tidak bermaksud memonopoli impor gula di tangan PPI. Tapi, "Dibandingkan BUMN lain, jejak rekam PPI lebih baik," katanya.

Pemerintah memberikan kesempatan kepada PPI untuk bekerjasama dengan pabrik gula (PG) swasta dan produsen gula rafinasi untuk pengolahan gula mentah menjadi gula kristal putih (GKP). Hanya saya dari empat PG swasta yang ditawarkan untuk melakukan pengolahan, seperti PG IGN dan PG Gorontalo mengaku tidak mampu. "Keempat PG Swasta tersebut mengatakan tidak mampu mengolah," kata Deddy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie