PPKM berlanjut di Agustus 2021, indeks keyakinan konsumen turun lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keyakinan konsumen kembali anjlok pada Agustus 2021. Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI), ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan laporan yang sebesar 77,3 atau lebih rendah dibandingkan 80,2 pada bulan Juli 2021. 

Tak hanya lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya, IKK pada Agustus 2021 mencerminkan bahwa IKK berada pada zona pesimistis, atau indeks di bawah 100. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, penurunan IKK ini masih tak lepas dari adanya pandemi Covid-19. “Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan, seiring dengan berlanjutnya kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei untuk mengatasi penyebaran varian Delta Covid-19,” ujar Erwin dalam laporannya, Rabu (8/9). 


Erwin kemudian memerinci, penurunan IKK Agustus 2021 terutama disebabkan oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, sebagaimana tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Saat ini yang menurun dari 67,1 pada Juli 2021, menjadi 59,4 pada Agustus 2021. 

Baca Juga: Kinerja bisnis di pusat perbelanjaan masih jauh dari kondisi normal

Kabar baiknya, masyarakat lebih yakin akan prospek ekonomi ke depan. Ini terlihat dari penguatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang terpantau menguat dari 93,2 pada Juli 2021 menjadi 95,3 pada Agustus 2021. Meski, memang masih berada pada area pesimistis. 

Lebih lanjut, penurunan IKK pada Agustus 2021 terjadi pada mayoritas kelompok pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 3,1 juta hingga Rp 4 juta per bulan. 

Dari sisi usia, penurunan IKK juga terjadi pada mayoritas kelompok usia responden, terutama pada responden berusia lebih dari 60 tahun. 

Sementara itu, secara spasial, penurunan keyakinan konsumen pada Agustus 2021 terjadi di 12 kota yang disurvei, dengan penurunan terdalam terjadi di Surabaya, sebesar 26,7 poin, diikuti Padang yang turun 17,3 poin, dan Makassar turun 16,1 poin. 

Selanjutnya: Faisal Basri: Sehatkan ekonomi dulu, peningkatan penerimaan pajak kemudian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi