KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai dengan tanggal 25 Juli 2021. Apabila tren kasus Covid-19 terus mengalami penurunan, maka pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap mulai tanggal 26 Juli 2021. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, perpanjangan PPKM Darurat dapat menjadi sentimen negatif bagi para pelaku pasar. Pasalnya, kondisi ini dapat membuat kegiatan ekonomi tersendat kembali sehingga dapat menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebelumnya sudah mulai bergerak. Lebih lanjut, perpanjangan PPKM Darurat akan menimbulkan efek negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baik diberlakukan hingga tanggal 25 Juli 2021, akhir Juli, ataupun lebih lama lagi.
"Oleh karena itu, dari segi teknikal, para pelaku pasar dapat mewaspadai level-level support pada IHSG," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/7). Ia memperkirakan, support terdekat IHSG saat ini berada di level 5.947 dan 5.913, sementara resistance terdekat berada di level 6.079 dan 6.114. Pada perdagangan Senin (19/7), IHSG turun 0,91% ke level 6.017,39 yang juga dipengaruhi oleh sentimen rencana perpanjangan PPKM Darurat. Baca Juga: IHSG diprediksi lanjut melemah pada Rabu (21/7), berikut sentimennya Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, selama PPKM Darurat masih diperpanjang, IHSG masih berpotensi bergerak sideways. Menurut Hendriko, pergerakan IHSG saat ini masih sangat dipengaruhi sentimen perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri. Ia memprediksi, rentang support- resistance terdekat IHSG saat ini berada di level 5.890-6.110. "Pergerakan IHSG akan akan ditopang oleh saham-saham emiten teknologi, kesehatan, dan logistik. Sementara saham-saham big caps berpotensi melemah," ucap Hendriko. Menurut dia, saham-saham tersebut berasal dari sektor bisnis yang memperoleh efek positif pembatasan mobilitas masyarakat dan kenaikan kasus Covid-19. Hendriko menyarankan pelaku pasar untuk memperhatikan saham-saham bank digital, seperti ARTO, BBYB, BANK, dan BAPB, serta saham kesehatan misalnya MIKA, HEAL, dan BMHS. "Secara teknikal, saham-saham tersebut sedang berada dalam fase uptrend. Hanya MIKA dan BABP yang sudah mulai memasuki fase konsolidasinya," kata Hendriko. Sementara itu, Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham AGII, IRRA, WIIM, dan MTDL karena pergerakan teknikalnya cukup menarik. "Keempat saham tersebut sedang berada pada fase downtrend jangka pendeknya dan para pelaku pasar dapat memanfaatkannya untuk buy on weakness terlebih dahulu," tutur Herditya.