PPnBM belum terbit, mobil mewah laris manis



JAKARTA. Penjualan mobil mewah di bulan September 2013 diprediksi tetap tumbuh. Pasalnya, konsumen akan memanfaatkan waktu sebelum pemerintah memberlakukan kenaikan pajak barang mewah. Jika pajak sudah berlaku harga mobil premium akan semakin mahal.

Jongkie D. Sugiharto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mengatakan, pasar mobil premium saat ini tidak ada masalah bahkan mengalami kenaikan penjualan. Padahal, penguatan mata uang asing membuat harga mobil premium naik. "Sekarang konsumen sedang cepat-cepat membeli mobil mewah karena Oktober nanti pemerintah akan menaikan pajak barang mewah alias PPnBM," kata Jongkie kepada KONTAN, Jumat (11/10).

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan tambahan tarif PPnBM 25%-50% atas impor barang sangat mewah seperti mobil completely built up (CBU) Impor mobil mewah (di atas 3.000 cc) pada 2012 sekitar 7.000 unit dengan pengenaan tarif PPnBM 75% hingga 125%.


Menurut Jongkie, kategori mobil mewah sebenarnya tidak ada. Tapi, banyak yang mengidentikkan mobil mewah dengan mobil berharga lebih dari Rp 1 miliar. Di Indonesia, beberapa merek mobil yang biasa digolongkan mewah seperti BMW dan Mercedes Benz. Kemudian, ada VW serta Audi. Selain itu, ada merek Jaguar, Volvo, Lexus dan masih banyak lagi.

Rully Johan,Marketing Manager PT Garuda Mataram Motor menuturkan, agak sulit memasukkan mobil VW kedalam kategori tertentu. Ia mengingatkan, merek VW memiliki variasi yang banyak. Ada mobil-mobil khusus yang memang berada di kelas mewah. "Selama Agustus, VW terjual sekitar 138 unit. Yang benar-benar kelas mewah dari VW yang terjual sekitar 10%-nya saja," ungkap Rully.

Menurut data Gaikindo, penjualan sedan mewah milik VW sepanjang Januari-Agustus sekitar 91 unit, sementara itu penjualan BMW berbagai seri Januari-Agustus 1.513 unit, lalu untuk penjualan sedan mewah milik Mercedes Benz dari Januari hingga Agustus mencapai 1.632 unit. Selain itu, penjualan Jaguar dari Januari-Agustus telah menjual 39 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan