PPP mencurigai akan ada politik uang saat Pileg



JAKARTA. Partai Persatuan Pembangunan mencurigai di balik senyapnya kampanye terbuka, terdapat indikasi bakal terjadinya politik uang. Menurut Muhammad Romahurmuziy, Sekretaris Jenderal DPP PPP, di Jakarta, Rabu, (2/4), minimnya partai politik yang menggelar kampanye terbuka dan sepinya kehadiran massa pada sejumlah kampanye terbuka cukup mencurigakan.

"Pengecekan kami pada kampanye terbuka sejumlah parpol yang cukup banyak dihadiri massa menunjukkan mereka massa bayaran, bukan massa militan", kata caleg DPR RI Jateng VII ini menegaskan.

Romy mengklaim  PPP sendiri sukses menggelar sejumlah kampanye terbuka yang dihadiri massa militan, seperti di Surabaya, Jogja, Magelang, Banyumas, Banjarmasin, Makassar, dan Tangsel. "Kami juga menggelar kampanye simpatik di beberapa titik seperti Jakarta dan Kebumen utk membangun komunikasi politik yang baik dengan masyarakat," ujarnya. Namun Romy mengakui, dibandingkan tahun 2009, kampanye terbuka dan maraknya atribut caleg jauh berkurang. "Yang kami khawatirkan, senyapnya kampanye terbuka mengindikasikan akan maraknya politik uang di beberapa hari menjelang pileg beberapa hari mendatang", imbuh Ketua komisi IV DPR tersebut. Romy mengaku mendapat informasi dari sejumlah daerah mengenai pendataan yang dilakukan caleg parpol lain dengan cara memfotokopi Kartu Keluarga atau KTP.


"Bahkan di dapil saya yang meliputi Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga, sudah ada yang mengedarkan kupon atau girik, untuk ditukarkan dengan sejumlah rupiah pasca pencoblosan. Karenanya PPP meminta kepada Bawaslu untuk menyiagakan seluruh aparatnya mengantisipasi dan memproses secara tegas kemungkinan dilakukannya serangan fajar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan