PPRO akan terbitkan MTN Rp 200 miliar tahun depan



JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana menerbitkan Medium Term Notes (MTN) sekitar Rp 150 miliar -Rp 200 miliar  pada tahun depan. MTN tersebut dilakukan untuk menambah dana ekspansi. Alternatif pendanaan jangka panjang tersebut dilakukan lantaran dana penerbitan saham baru atau initial public offering (IPO) PPRO hanya Rp 908,7 miliar atau di batas target bawah. Padahal sebelumnya perseroan menargetkan dana hingga Rp 1,57 triliun. "Tapi ini rencananya baru tahun depan," ujar Direktur Keuangan PPRO Indaryanto, Selasa (19/5). Indaryanto mengatakan, tahun ini emiten baru ini akan terlebih dahulu menggunakan dana IPO untuk ekspansi. Seperti rencana sebelumnya 75% dana akan digunakan untuk ekspansi jangka panjang atau Rp 681,5 miliar. Sementara anggarakan belanja modal atau capex dianggarkan PPRO tahun ini sebesar Rp 800 miliar. Indaryanto bilang, kekurangan dana capex akan diandalkan dari pinjaman perbankan. Hanya saja, Indaryanto bilang alternative tersebut masih menyesuaikan dengan situasi ekonomi dan kebutuhan investasi perseroan. Menurutnya, PPRO masih memiliki kapabilitas untuk menerbitkan MTN dan obligasi serta mendapat supporting yang bagus dari perbankan. Sebebelumnya, perseroan sudah meneken komitmen fasilitas pinjaman dari tiga bank yakni BTN Rp 250 miliar, CIMB Niaga senilai Rp 195 miliar dan BRI sebesar Rp 45 miliar. Saat ini perseroan masih memiliki standby loan Rp 345 miliar. “Baru terpakai dari CIMB Niaga untuk proyek Grand Lagoon Surabaya. Saat ini sisanya Rp 100 miliar,” kata Indaryanto. Dana capex akan dianggarakan 40%-60% untuk akuisisi lahan, sekitar 25% akan digunakan untuk meningkatkan porsi recurring income dan sisanya untuk pengembangan anak usaha. Penambahan recurring income akan dilakukan dengan membangun dua hotel baru di Nusa tenggara Barat (NTB) dan Sumatera. Tahun ini perseroan membidik marketing sales Rp 2,5 triliun dan laba bersih Rp 300 miliar Rp 350 miliar. Hingga akhir kuartal I-2015, PP Properti mengantongi marketing sales Rp 600 miliar. Kotribusi marketing sales terbesar bersumber dari proyek Grand Sungkono Lagoon, Grand Kemala Lagoon, dan Ayoma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa