PPRO meraup penjualan senilai Rp 2,6 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk melanjutkan ekspansi bisnisnya. Pada tahun ini, anak usaha PT PP Tbk itu fokus mengembangkan proyek di atas lahan yang sudah mereka akuisisi pada tahun lalu.

Peluncuran proyek anyar akan dilakukan untuk memenuhi target penjualan pemasaran atau marketing sales senilai Rp 3,8 triliun pada tahun ini. Hingga Juli 2018, PP Properti telah membukukan marketing sales senilai Rp 2,6 triliun atau 68,42% dari target.

PP Properti resmi meluncurkan apartemen Sanbridge, Rabu (15/8). Ini merupakan tower kedua dari proyek Westown View Surabaya. Sementara tower pertama bertajuk La Chiva sebanyak 936 unit yang sudah dirilis sebelumya dan telah ludes terjual.


Sanbridge akan dikembangkan dengan kapasitas 700 unit. Apartemen ini ditawarkan dengan harga berkisar Rp 500 juta per unit. "Saat diluncurkan hari ini (kemarin) sebanyak 35% unit sudah terjual," kata Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti kepada KONTAN, kemarin.

Proyek Westown View dimulai sejak awal Juli 2018 di atas lahan seluas 2,7 hektare (ha). Kelak berdiri 5 tower di atas lahan tersebut. Pada tahap awal akan dibangun dua tower, yakni La Chiva dan Sanbridge.

Secara umum, penjualan PP Properti pada tahun ini cukup bagus, meski sektor properti nasional masih lesu. Di paruh kedua tahun ini, manajemen PP Properti setidaknya akan meluncurkan dua proyek lagi. Salah satu proyek yang akan dirilis dalam waktu dekat adalah tower kedua apartemen Amartha View Semarang.

PP Properti juga menyiapkan peluncuran proyek baru,  antara lain kawasan mixed use di Suramadu dan Apartemen di sekitar Universitas Petra Surabaya. Namun, peluncurannya tergantung kondisi pasar.

Kinerja keuangan PP Properti juga cukup positif. Di semester I-2018, emiten berkode saham PPRO di Bursa Efek Indonesia ini membukukan pendapatan Rp 1,18 triliun, tumbuh 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersihnya tumbuh 12% year-on-year (yoy) menjadi Rp 180 miliar. 

Selain proyek apartemen, PP Properti menambah portofolio bisnis perkantoran. Perusahaan ini mendirikan joint venture dengan PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, anak usaha PT Pelindo II. Kongsi PPRO dan Pengembang Pelabuhan menelurkan anak usaha PT Menara Maritim Indonesia.

Perusahaan patungan ini memiliki modal dasar sebesar Rp 350 miliar. Pengembang Pelabuhan Indonesia menguasai 70% saham, adapun sisanya 30% saham milik PPRO.

Dalam kerjasama ini, Pengembang Pelabuhan akan menyediakan lahan untuk dibangun area perkantoran. Pasarnya sudah tersedia, yang meliputi anak usaha Pelindo II. Kelak, sebesar 50%-60% perkantoran ini digunakan oleh anak usaha Pelindo II. Lantaran PPRO hanya memiliki porsi minoritas di joint venture itu, maka pendapatan dari bisnis itu dikonsolidasikan ke anak usaha Pelindo II. 

Indaryanto mengatakan, pengembangan kawasan perkantoran bisa dilakukan di beberapa proyek seperti di kawsan Grand Kamala Lagoon dan Bandara Kertajati. Meski demikian, saat ini PPRO belum mendapatkan sumbangsih dari bisnis perkantoran. Pendapatan terbesar PP Properti masih berasal dari proyek residensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .