JAKARTA. Gita Wirjawan mengakui meninggalkan banyak pekerjaan rumah pasca-memutuskan mundur sebagai Menteri Perdagangan. Mulai dari masalah importasi beras, masalah ratifikasi perdagangan internasional, hingga pengesahan Rancangan Undang-undang Perdagangan.Oleh karena itu, Gita berpesan kepada penggantinya nanti agar meneruskan pondasi yang telah dibangun dirinya dan Menteri Perdagangan sebelumnya."Saya percaya siapapun pengganti saya, bisa menindaklanjuti. Tapi PR-nya, siapapun yang jadi Mendag adalah menjaga stabilitas harga," kata Gita saat jumpa pers di Senayan Golf, Jakarta, Jumat (31/1/2014).Gita mengatakan, menjaga stabilitas harga tentu amanah yang tidak ringan. Pasalnya, stabilitas harga terkait dengan kapasitas produksi dalam negeri.Sebagai informasi, sejumlah kebutuhan bahan pangan pokok nyatanya tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sebut saja daging sapi, kedelai, dan gula. Sepanjang 2013 terjadi gejolak harga di ketiga komoditas itu lantaran kurangnya produksi dalam negeri.Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan yang lebih besar produksi, importasi menjadi satu-satunya pilihan. Sejumlah kebijakan tata niaga perdagangan pun telah dikeluarkan, seperti perizinan satu atap. Namun, nyatanya dugaan kartel tetap mewarnai, seperti pada kasus importasi bawang putih pertengahan 2013.Sebelumnya, Gita menyatakan mundur sebagai Mendag lantaran ingin fokus menghadapi Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Ia merasa tidak etis melalukan sosialisasi sebagai bakal calon Presiden 2014-2019 ke masyarakat dengan mengemban jabatan sebagai Menteri Perdagangan. Gita juga tak ingin rangkap peran itu menimbulkan konflik kepentingan. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PR Mendag baru yakni jaga stabilitas harga
JAKARTA. Gita Wirjawan mengakui meninggalkan banyak pekerjaan rumah pasca-memutuskan mundur sebagai Menteri Perdagangan. Mulai dari masalah importasi beras, masalah ratifikasi perdagangan internasional, hingga pengesahan Rancangan Undang-undang Perdagangan.Oleh karena itu, Gita berpesan kepada penggantinya nanti agar meneruskan pondasi yang telah dibangun dirinya dan Menteri Perdagangan sebelumnya."Saya percaya siapapun pengganti saya, bisa menindaklanjuti. Tapi PR-nya, siapapun yang jadi Mendag adalah menjaga stabilitas harga," kata Gita saat jumpa pers di Senayan Golf, Jakarta, Jumat (31/1/2014).Gita mengatakan, menjaga stabilitas harga tentu amanah yang tidak ringan. Pasalnya, stabilitas harga terkait dengan kapasitas produksi dalam negeri.Sebagai informasi, sejumlah kebutuhan bahan pangan pokok nyatanya tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sebut saja daging sapi, kedelai, dan gula. Sepanjang 2013 terjadi gejolak harga di ketiga komoditas itu lantaran kurangnya produksi dalam negeri.Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan yang lebih besar produksi, importasi menjadi satu-satunya pilihan. Sejumlah kebijakan tata niaga perdagangan pun telah dikeluarkan, seperti perizinan satu atap. Namun, nyatanya dugaan kartel tetap mewarnai, seperti pada kasus importasi bawang putih pertengahan 2013.Sebelumnya, Gita menyatakan mundur sebagai Mendag lantaran ingin fokus menghadapi Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Ia merasa tidak etis melalukan sosialisasi sebagai bakal calon Presiden 2014-2019 ke masyarakat dengan mengemban jabatan sebagai Menteri Perdagangan. Gita juga tak ingin rangkap peran itu menimbulkan konflik kepentingan. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News