Prabowo Bakal Kasih Stimulus Properti, Emiten Bahan Bangunan Siap Menadah Berkah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto berencana memberikan sederet stimulus positif untuk sektor properti. Stimulus ini mulai dari penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%, yang direncanakan berlangsung selama 1 tahun hingga 3 tahun.

Nah, stimulus properti yang direncanakan oleh Prabowo berpotensi memberikan dampak yang sangat signifikan bagi sektor properti, termasuk emiten bahan bangunan dan pengembang properti.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan. kebijakan tersebut bertujuan untuk menurunkan beban pajak yang selama ini menjadi penghalang bagi pembelian properti, terutama di segmen residensial. 


Dengan berkurangnya biaya transaksi, daya beli masyarakat akan meningkat dan mendorong peningkatan permintaan hunian, baik di kelas menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Kenaikan permintaan ini akan langsung berdampak pada kinerja keuangan emiten properti, meningkatkan penjualan unit dan memperbaiki margin keuntungan.

Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti di Era Prabowo-Gibran

Dampaknya terhadap bahan bangunan juga tidak kalah penting. Emiten seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang bergerak di sektor semen akan mendapat manfaat dari peningkatan aktivitas pembangunan dan renovasi. 

"Dengan meningkatnya penjualan properti, permintaan untuk bahan bangunan seperti semen, beton, dan produk terkait akan meningkat," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).

Hendra menerangkan, INTP sebagai salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia akan terlihat peningkatan volume penjualan yang signifikan. 

Bagi investor, penting untuk mencermati eksekusi dari kebijakan ini. Sinyal positif dari pemerintah, jika diikuti dengan implementasi yang cepat dan konsisten akan mendorong percepatan pertumbuhan sektor properti.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Pilihan di Kuartal IV-2024 Usai Kabinet Merah Putih Terbentuk

Namun, pelaku pasar perlu mempertimbangkan faktor eksternal seperti suku bunga, inflasi, dan tren pembiayaan perumahan yang bisa memengaruhi kemampuan masyarakat untuk mengambil kredit. 

Selain itu, kondisi makroekonomi dan stabilitas politik juga akan berperan dalam menentukan keberhasilan kebijakan ini. Dia merekomendasikan untuk mencermati saham INTP dengan target harga Rp 9.000 per saham.

"Target harga Rp 9.000 untuk INTP mencerminkan optimisme terhadap stimulus ini, karena kebijakan yang pro-perumahan akan mendukung penjualan semen di pasar ritel maupun proyek pembangunan besar," kata dia.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan rencana kebijakan tersebut berdampak positif pada pergerakan harga saham emiten properti dan construction basic material pada beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Strategi Investasi & Rekomendasi Saham Pilihan Usai Kabinet Merah Putih Terbentuk

"Meski begitu untuk saat ini dampaknya hanya sebatas pada pergerakan harga sahamnya saja," tutur Miftahul kepada Kontan, Selasa (22/10).

Untuk jangka waktu yang lebih panjang, katalis ini bisa berdampak pada kenaikan demand pada segmen properti dan bisa berdampak juga pada kenaikan kebutuhan segmen basic material khususnya seperti segmen building material.

Selain itu, segmen ini ke depannya juga bisa terdorong oleh pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral.

Miftahul merekomendasikan untuk buy on pullback saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 4.420 per saham.

Selanjutnya: REI: Kementerian PKP Harus Fokus pada Penyelesaian Ekosistem dan Environment Properti

Menarik Dibaca: Ramalan BMKG Cuaca Besok Rabu (23/10) di Yogyakarta Tidak Ada Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati