Prabowo bantah ditawari Jokowi empat kursi menteri



JAKARTA. Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto membantah ditawari empat kursi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Ia menegaskan hal itu saat ditemui di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (8/1).

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu sebelumnya sempat mengatakan bahwa membantu pemerintah tak harus dari dalam kabinet. "Kami siap menjadi pihak yang membantu pemerintah. Kalau semua masuk pemerintahan nanti siapa yang kritisi, siapa yang mengawasi," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, dalam sebuah negara demokrasi harus ada pembagian tugas antara pelaksana dan pengawas untuk menghidupkan fungsi check and balances. Menyangkut pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono, yang mengklaim Gerindra ditawari empat kursi menteri, Prabowo menjawabnya sembari berkelakar. "Ya saya enggak tahu dia dapat (informasi) dari mana, mungkin dia mau jadi menteri," kata Prabowo.

Isu perombakan kabinet atau reshuffle kabinet kerja dalam beberapa waktu terakhir sempat menguat. Seiring dengan berembusnya isu tersebut, Partai Gerindra mengklaim mendapat tawaran pos menteri jika reshuffle jadi dilakukan. Tak tanggung-tanggung, empat pos menteri ditawarkan, yaitu kursi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Pertanian, Menteri Tenaga Kerja, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyouno mengatakan, informasi tersebut didapatkannya dari orang dekat Presiden Joko Widodo. Namun, ia enggan menyebutkan nama. "(Informasinya dari) Tim sukses Jokowi bawah tanah, yang paling dipercaya Jokowi dan jarang muncul di permukaan," klaim Arief.

Empat kursi menteri bagi partai oposisi bukan jumlah yang sedikit. Terlebih, pos menteri koordinator menjadi salah satunya. Arief mengatakan, salah satu alasannya mengapa pemerintah begitu mengupayakan agar Gerindra merapat ke pemerintagan adalah karena Jokowi sudah merasa memiliki chemistry dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya rasa Joko Widodo menilai kalau Gerinda dan Prabowo itu tulus dalam membangun negara dan bangsa," ucap Arief. "Kedua, akan memperkuat Joko Widodo secara politik nasional," sambungnya.

Meski demikian, Arief mengatakan kecenderungan kader bawah dan loyalis Prabowo tidak begitu tertarik bergabung dengan pemerintahan sebab akan berpengaruh negatif pada elektabilitas partai dan Prabowo pada pemilu 2019 mendatang. Pada awal 2018, Gerindra berencana mulai memanaskan mesin politik untuk nengusung kembali Prabowo jelang pilpres 2019.

Meski begitu, keputusan bergabung atau tidak bergabung dengan koalisi pemerintahan bergantung pada Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. "Kami sebagai anak buah tinggal ikut saja," kata dia.

Arief memprediksi, keputusan Prabowo akan disampaikan pada rapat pimpinan terbatas. Namun, ia mengaku belum tahu kapan rapim terbatas tersebut akan dilakukan. "Biasanya kalau ada keputusan partai yang strategis yang harus diputuskan, Pak Prabowo menggelar rapim terbatas untuk membuat keputusan tersebut," tutur Arief.

Sebelumnya, Joko Widodo telah menegaskan tidak akan ada reshuffle atau perombakan kabinet dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat paripurna kabinet yang dihadiri para menteri dan kepala lembaga negara, di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1).

"Presiden dalam sidang kabinet kali ini mengawali arahannya dengan menegaskan tidak ada reshuffle kabinet," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam jumpa pers seusai rapat.

Pramono mengatakan, pesan ini disampaikan Jokowi agar para pembantunya bisa fokus bekerja mengejar target tahun 2017. Tahun ini, pemerintah menargetkan perbaikan pemerataan ekonomi sehingga kesenjangan sosial berkurang. "Kecuali kalau ada yang diperlukan untuk di-reshuffle, tapi dalam waktu dekat ini tidak ada reshuffle," imbuh Pramono.

Pramono berharap, dengan adanya penegasan ini, media tidak lagi berspekulasi mengenai reshuffle kabinet. Terakhir, Presiden Jokowi merombak Kabinet Kerja pada Juli tahun lalu. Saat itu, sebanyak 12 menteri baru dilantik.

(Amriyono Prakoso)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini