KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden RI Prabowo Subianto diminta melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja jajaran Kabinet Merah Putih. Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai hal ini diperlukan guna memastikan para pembantu Prabowo bekerja secara baik. “Evaluasi berkala menjadi penting untuk memastikan kabinet yang gemuk, struktur yang gemuk itu dapat punya kinerja yang baik,” kata Arya dalam diskusi bertajuk “Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan” di Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Masukan lainnya, CSIS meminta Prabowo tidak ragu melakukan pergantian menteri atau reshuffle kabinet. Terlebih jika para menteri tersebut tidak berkinerja dengan baik atau tidak bisa mengeksekusi program-program strategis pemerintah.
Baca Juga: Perkuat Infrastruktur dan Pangkas Subsidi untuk Capai Swasembada Energi “Saya kira presiden tidak perlu ragu untuk melakukan reshuffle kabinet, bahkan 6 bulan setelah kabinet dilantik,” tuturnya. Lebih lanjut, ia berharap agar restrukturisasi pemerintahan seperti yang disampaikan dalam peraturan presiden dapat benar-benar terwujud pada akhir Desember 2024. “Karena kalau tidak, itu agak ragu kita, menteri dan kabinet bisa berkinerja dengan baik karena akan sibuk menyelesaikan restrukturisasi pemerintahan,” imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Arya menilai koalisi Prabowo tidak gemuk namun memang kabinetnya yang gemuk. Sebagaimana diketahui, Prabowo telah menetapkan 48 menteri dan 56 wakil menteri pada Kabinet Merah Putih. Arya lantas memberikan analisis mengapa Prabowo membentuk kabinet yang gemuk. Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo membentuk kabinet yang besar. Pertama, karena Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo bukan pemenang pemilu. Gerindra hanya mendapat 86 dari 580 kursi di DPR RI. “Jadi kalau koalisi sebenarnya enggak gemuk juga. Jadi saya lebih suka menyebutnya kabinet gemuk. Pertama, kita harus ingat bahwa Gerindra bukan partai pemenang di legislatif,” ujar Arya. Selanjutnya, Prabowo memiliki tim kampanye yang besar sehingga perlu mengakomodir pendukungnya. Lalu, adanya kebutuhan dari presiden untuk memastikan stabilitas politik di Parlemen dan di luar Parlemen. “Nah, di luar Parlemen ini menarik. Ada tiga aspek. Pertama, partai-partai yang tidak mendapatkan kursi di DPR, itu tetap diakomodasi di pemerintahnya Presiden Prabowo. PSI, PBB, Garuda, Prima, dan Gelora. enggak dapat kursi di DPR, tapi diakomodasi. Jadi stabilitas di luar Parlemen,” jelas Arya.
“Yang kedua, kelompok kepentingan. Kelompok bisnis, keagamaan, relawan. Yang ketiga, kelompok penekan mantan aktivis, mahasiswa, tokoh media, tokoh HAM,” sambungnya.
Baca Juga: Menlu Sugiono Ungkap Alasan Indonesia Ingin Bergabung dengan BRICS Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo Diminta Evaluasi Berkala Kabinet Merah Putih, Jangan Ragu “Reshuffle” Menteri", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2024/10/25/13411221/prabowo-diminta-evaluasi-berkala-kabinet-merah-putih-jangan-ragu-reshuffle. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati