KONTAN.CO.ID - LIMA. Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia terhadap perdagangan internasional yang terbuka, teratur, dan adil dalam pernyataannya seusai menghadiri Leaders Retreat pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2024 di Lima, Peru, Sabtu (16/11/2024).  

Menurut Prabowo, APEC adalah platform strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara di kawasan Asia-Pasifik.

"Ini adalah kesempatan yang baik untuk memperluas jaringan dan membahas berbagai isu penting, terutama dalam menjaga perdagangan yang terbuka tetapi tetap adil," ujarnya seperti dikutip Senin (18/11).  

BTN dan Kabupaten Minahasa Utara Luncurkan DigiKab Powered by Balé

Baca Juga: Usai ke Brasil Prabowo Mampir ke Inggris dan Timur Tengah, untuk Tarik Investasi?

Prabowo juga menekankan pentingnya pengelolaan perdagangan internasional secara terorganisasi untuk memastikan keseimbangan dalam hubungan ekonomi global.

"Indonesia akan terus mendukung perdagangan yang teratur, terbuka, dan adil," tambahnya.  

Pernyataan ini disampaikan setelah sesi foto bersama para pemimpin negara peserta KTT APEC.

Dalam foto tersebut, Prabowo terlihat berada di barisan depan bersama Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Presiden AS Joe Biden berdiri di barisan kedua.  

Baca Juga: APEC 2024: Prabowo Tegaskan Dukungan Indonesia pada Perdagangan Terbuka dan Adil

Sesi foto itu juga diwarnai momen menarik ketika Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor TNI Teddy Indra Wijaya sigap merapikan syal wol vicuna berwarna cokelat yang dikenakan Prabowo seperti terlihat di akun Instagram @tumgrd.

View this post on Instagram

A post shared by Tum GRD (@tumgrd)

Aksi tersebut menunjukkan kesiapan tim protokol Presiden dalam menjaga penampilan kepala negara di acara resmi internasional.  

Baca Juga: Bertemu Presiden Luong Cuong, Prabowo Bahas Potensi Kerja Sama US$ 18 Miliar

Melalui kehadirannya di KTT APEC, Indonesia kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong perdagangan yang lebih inklusif dan berkeadilan di kawasan Asia-Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News