KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka memasang target ambisius di pasar modal. Pasalnya, pemerintahan baru ini mengincar kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 22.000 triliun di 2027. Ini melampaui target yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan
roadmap di bidang pasar modal, OJK hanya mematok kapitalisasi pasar BEI bisa mencapai Rp 15.000 triliun di 2027. Hingga akhir perdagangan Senin (12/8), kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 12.362 triliun atau setara dengan US$ 774 miliar. Artinya dalam tiga tahun ke depan, BEI perlu tambahan sekitar Rp 10.000 triliun.
Baca Juga: Begini Strategi BEI Menggaet Perusahaan Konglomerasi Jumbo untuk IPO Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan pihaknya optimistis akan target tersebut. Namun untuk mencapai itu, BEI juga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. "Kami perlu suplai yang besar, yaitu IPO. Kami perlu dukungan dari anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan yang cukup besar," katanya usai konferensi pers HUT Pasar Modal ke 47 Tahun, Senin (12/8). Iman bilang kalau saat ini sebagian besar perusahaan melantai di BEI masuk dalam aset kelas menengah. Kalau ini terus berlanjut, maka target kapitalisasi pasar Rp 22.000 triliun tak akan tercapai. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy menyampaikan optimistismenya. Ini berkaca dari adanya beberapa perusahaan jumbo yang akan menggelar Initial Public Offering (IPO). Dalam
pipeline, BEI juga telah mengantongi dua rencana
Initial Public Offering (IPO) dari perusahaan dengan aset berskala jumbo alias perusahaan mercusuar atau
lighthouse company. Adapun perusahaan mercusuar merupakan perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar minimal Rp 3 triliun. Kemudian dari komposisi
free float, lighthouse company ini minimal mencapai 15%. Irvan bilang saat ini masih cukup banyak perusahaan besar atau konglomerasi yang belum mencatatkan saham di pasar modal Indonesia. Jika BEI berhasil menggaet perusahaan jumbo, maka kapitalisasi pasar juga akan naik. "Tapi tidak mengecilkan kualitas, tetap kualitas nomor satu lalu kuantitas. Selain itu, kami harapkan adanya aksi korporasi dari emiten-emiten yang cukup besar," jelas dia. Pengamat Pasar Modal Indonesia dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai target Rp 22.000 triliun nampaknya cukup besar untuk bisa tercapai, kecuali BEI bisa mengundang perusahaan asing untuk IPO.
Baca Juga: Menanti Bursa yang Makin Oke Menurutnya, target kapitalisasi pasar di Rp 15.000 mungkin bisa tercapai karena saat ini kapitalisasi pasar BEI sudah berada di kisaran Rp 12.400 triliun. Artinya, hanya perlu sekitar Rp 2.600 triliun atau Rp 3.000 triliun. "Atau alternatif target lain ialah target IHSG naik sekitar 60%-70% dari saat ini," ucap kepada KONTAN, Senin (12/8). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi