KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pangan menjadi bahan politik strategis yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak secara langsung. Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Sandiaga Uno memiliki sejumlah rencana kerja dari sisi anggaran, produksi dan regulasi. Anggota Tim Ekonomi, Penelitian dan Pengembangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika menjelaskan, rencana kerja pasangan calon ini akan dimulai dengan melakukan penanganan dari sisi subsidi pupuk dan benih, perluasan lahan produksi dan fokus tanaman substitusi impor, penguatan kerja Bulog, serta mengatur ulang kebijakan impor pangan. Langkah pertama dalam bidang pangan ini akan dimulai dengan mereformasi anggaran pertanian yang ada. "Kami akan mencoba melakukan perubahan subsidi yang selama ini di pupuk dan benih, karena terbukti dua ini ternyata tidak memberikan dampak pada petani dan justru memberatkan petani terutama karena masalah tata niaganya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/2).
Prabowo-Sandi akan benahi masalah subsidi pupuk, benih hingga penguatan peran Bulog
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pangan menjadi bahan politik strategis yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak secara langsung. Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Sandiaga Uno memiliki sejumlah rencana kerja dari sisi anggaran, produksi dan regulasi. Anggota Tim Ekonomi, Penelitian dan Pengembangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika menjelaskan, rencana kerja pasangan calon ini akan dimulai dengan melakukan penanganan dari sisi subsidi pupuk dan benih, perluasan lahan produksi dan fokus tanaman substitusi impor, penguatan kerja Bulog, serta mengatur ulang kebijakan impor pangan. Langkah pertama dalam bidang pangan ini akan dimulai dengan mereformasi anggaran pertanian yang ada. "Kami akan mencoba melakukan perubahan subsidi yang selama ini di pupuk dan benih, karena terbukti dua ini ternyata tidak memberikan dampak pada petani dan justru memberatkan petani terutama karena masalah tata niaganya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/2).