Prabowo-Sandiaga soroti empat kebijakan Jokowi, ini jawaban PDIP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PDI Perjuangan langsung membela serangan dari Prabowo Subianto dan partai koalisi yang menyebutkan pemerintahaan Presiden RI Joko Widodo gagal dalam menjalankan kebijakan ekonomi.

Padahal pemimpin negara lain dan banyak analis yang memuji cara Jokowi. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan Prabowo dan pengurus partai koalisinya menyerang tidak pernah memakai data.ama Kabinet Kerja mengendalikan pelemahan rupiah terhadap dollar. "Yang terbaik dibandingkan dengan negara lain seperti Turki dan Argentina," ujar Hasto dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (7/9).

Partai berlambang banteng ini juga heran dengan cara-cara serangan dari lawan politik Jokowi ini dengan berusaha menakut-nakuti masyarakat. Padahal data menunjukkan kalau krisis tahun 1998 sangat berbeda dengan kondisi saat ini.


Menurut Hasto, di saat ini ekonomi dunia yang memang sedang mengalami krisis, sudah bukan saatnya Prabowo dan termasuk calon wapres Sandiaga Uno cuma membuat keresahan di masyarakat.

"Tidak mengeluarkan masukan kebijakan alternatif yang bisa membangun bangsa. Cuma menakut-nakuti saja," ujar Hasto.

Ia berharap ke depannya hingga Pemilu nanti, lawan politik Jokowi ini bisa memberikan masukan yang memang berguna bagi bangsa.

Sebelumnya, dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Sandiaga Uno, partai koalisi menyoroti beberapa permasalahan ekonomi. Pertama, melemahnya nilai kurs rupiah yang dinilai berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok dan berkurangnya daya beli masyarakat kecil.

Kedua, melemahnya fundamental ekonomi yaitu defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Ketiga, sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan Jokowi Keempat, kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi, antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto