KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini menunjukkan tanda-tanda yang sedang tidak baik-baik saja. Ini terindikasi dari beberapa indikator perekonomian seperti indeks
Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang masih berada di zona kontraktif serta deflasi yang terjadi lima bulan beruntun. Dengan kondisi tersebut, presiden terpilih yakni Prabowo Subianto harus menanggung beban untuk menyehatkan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja sisa warisan Jokowi.
Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran, Anggawira mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang sedang mengalami tekanan, seperti manufaktur yang berada di zona kontraksi selama beberapa bulan, deflasi yang berkepanjangan serta meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) memang perlu penanganan serius dari pemerintahan baru. Anggawira menyebut, pemerintahan baru telah memiliki beberapa fokus dan langkah strategis untuk memulihkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Inflasi Masih Rendah, BI Masih Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Akhir Tahun Ini Pertama, Prabowo akan meningkatkan daya saing industri manufaktur. Adapun salah satu prioritas utama adalah mendorong revitalisasi sektor manufaktur melalui berbagai kebijakan yang mendukung investasi, peningkatan produktivitas serta inovasi teknologi. "Langkah-langkah ini akan meliputi pemberian insentif kepada industri, deregulasi dan peningkatan infrastruktur penunjang industri," ujar Anggawira kepada Kontan.co.id, Selasa (1/10).
Kedua, Prabowo akan fokus pada pengendalian inflasi dan stabilitas harga. Menurutnya, deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menjadi sinyal bahwa permintaan domestik sedang lesu. Pemerintah akan meningkatkan daya beli masyarakat melalui program-program stimulus ekonomi yang terarah, termasuk subsidi bagi sektor-sektor penting dan dukungan terhadap usaha kecil dan menengah (UMKM).
Ketiga, Prabowo akan melakukan reformasi birokrasi dan kemudahan investasi. Penurunan indeks keyakinan CEO berdasarkan survey KONTAN menandakan perlunya perbaikan dalam iklim bisnis. Oleh karena itu, pemerintah akan melanjutkan reformasi untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, mempermudah perizinan serta menekan praktik korupsi. Kemudian, kepastian hukum dan keamanan investasi akan diperketat.
Keempat, Prabowo akan menangani isu PHK melalui pelatihan dan restrukturisasi tenaga kerja. Untuk mengatasi meningkatnya angka PHK, pemerintah akan meluncurkan program pelatihan kerja yang bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar lebih adaptif terhadap perubahan di industri. "Selain itu, perluasan program jaminan sosial dan bantuan pengangguran akan menjadi perhatian utama guna menjaga kesejahteraan masyarakat yang terdampak," katanya. Dan terakhir adalah diversifikasi ekonomi. Anggawira menyebut, pemerintahan Prabowo akan mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor yang rentan terhadap fluktuasi global seperti komoditas. Investasi pada sektor-sektor strategis seperti teknologi, pariwisata dan ekonomi digital akan diperkuat.
"Langkah-langkah ini akan diterapkan dengan cepat agar dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat dan dunia usaha," imbuh Anggawira. Selain itu, pemerintah juga akan terus berkoordinasi dengan pelaku usaha, perbankan, dan lembaga internasional untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tantangan global.
Baca Juga: Ekonom: Kebijakan Ekspor Pasir Laut Lebih Banyak Dampak Negatifnya Bagi Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati