MILAN. Pemilik gerai fesyen premium Prada SpA kemungkinan akan meminta perbankan untuk mengatur kembali utangnya senilai 1,2 miliar euro atau setara dengan US$ 1,6 miliar. Selain itu, si empunya Prada juga berniat untuk meminta dana segar untuk membuka sejumlah gerai baru dan mempromosikan label mewahnya di tengah resesi saat ini. Hal ini mencuat dari dua orang yang mengetahui rencana ini dengan persis. Penjualan di gerai Prada dalam setahun ini menyusut dan membuat Prada kehabisan dana tunainya. Padahal, pendapatan juga berkurang karena ongkos operasional juga menanjak. Itu sebabnya, gerai yang berbasis di Milan ini berencana untuk meminta perpanjangan pembayaran utang pada sejumlah bank. Prada yang jumlah gerainya lebih sedikit ketimbang Gucci dan Louis Vuitton, kemungkinan juga akan menaikkan jumlah utangnya untuk mengambil kesempatan untuk berekspansi. Prada berupaya untuk menggemukkan pendanaannya dari IPO tahun lalu yang kemudian ditunda lantaran kondisi pasar terjungkal. Pengaturan utang ini akan dipimpin oleh Intesa Sanpaolo SpA dan Unicredit SpA. "UNtuk sebuah merek mewah, resesi adalah kesempatan yang bagus lantaran harga asetnya kini menjadi sangat rendah," kata Paolo Leschiutta, Analis Moody Investors Service. Total penjualan Prada sedikit berubah tahun lalu dan didukung oleh kontribusi dari sejumlah gerai anyarnya. Namun, laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi anjlok. Perusahaan ini belum membeberkan laporan fiskalnya untuk tahun lalu per 31 Maret. Utang Prada terpisah untuk Prada Holding BV dan Prada SpA (perusahaan yang mengoperasikan Prada). Prada Holding memiliki utang jatuh tempo pada musim panas tahun ini senilai 100 juta euro dan kemungkinan akan meminta pengunduran pembayaran.
Prada Restrukturisasi Utangnya 1,2 Miliar Euro
MILAN. Pemilik gerai fesyen premium Prada SpA kemungkinan akan meminta perbankan untuk mengatur kembali utangnya senilai 1,2 miliar euro atau setara dengan US$ 1,6 miliar. Selain itu, si empunya Prada juga berniat untuk meminta dana segar untuk membuka sejumlah gerai baru dan mempromosikan label mewahnya di tengah resesi saat ini. Hal ini mencuat dari dua orang yang mengetahui rencana ini dengan persis. Penjualan di gerai Prada dalam setahun ini menyusut dan membuat Prada kehabisan dana tunainya. Padahal, pendapatan juga berkurang karena ongkos operasional juga menanjak. Itu sebabnya, gerai yang berbasis di Milan ini berencana untuk meminta perpanjangan pembayaran utang pada sejumlah bank. Prada yang jumlah gerainya lebih sedikit ketimbang Gucci dan Louis Vuitton, kemungkinan juga akan menaikkan jumlah utangnya untuk mengambil kesempatan untuk berekspansi. Prada berupaya untuk menggemukkan pendanaannya dari IPO tahun lalu yang kemudian ditunda lantaran kondisi pasar terjungkal. Pengaturan utang ini akan dipimpin oleh Intesa Sanpaolo SpA dan Unicredit SpA. "UNtuk sebuah merek mewah, resesi adalah kesempatan yang bagus lantaran harga asetnya kini menjadi sangat rendah," kata Paolo Leschiutta, Analis Moody Investors Service. Total penjualan Prada sedikit berubah tahun lalu dan didukung oleh kontribusi dari sejumlah gerai anyarnya. Namun, laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi anjlok. Perusahaan ini belum membeberkan laporan fiskalnya untuk tahun lalu per 31 Maret. Utang Prada terpisah untuk Prada Holding BV dan Prada SpA (perusahaan yang mengoperasikan Prada). Prada Holding memiliki utang jatuh tempo pada musim panas tahun ini senilai 100 juta euro dan kemungkinan akan meminta pengunduran pembayaran.