Prahara Utang Dubai Gembosi Bursa



JAKARTA. Bursa saham di berbagai negara guncang, Kamis (26/11), ketika tiba-tiba Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, mengajukan proposal penundaan pembayaran utang (standstill) kepada para krediturnya. Maklum saja, total utang Dubai World sangat besar, yakni mencapai US$ 59 miliar. Ini termasuk utang senilai US$ 3,5 miliar yang akan jatuh tempo 24 Desember 2009.

"Pengumuman ini sungguh sebuah shock," ujar Beat Siegenthaler, Chief Emerging-Market Strategist TD Securities Ltd di London. Karena itulah, dengan cepat, kabar ini meniupkan sentimen buruk ke pasar modal. Investor berbondong-borong melepas saham mereka dan indeks-indeks bursa saham pun merah membara.

Indeks MSCI Emerging Markets langsung merosot 2,2%, yang terdalam dalam sebulan terakhir. Indeks bursa Rusia dan China turun paling parah. Indeks bursa Shanghai, misalnya, merosot 3,6%. Di Indonesia, kemarin, IHSG juga susut 2,76% menjadi 2.393,52. Kamis malam waktu Indonesia, Indeks Dow Jones Stoxx 600, tolok ukur bursa Eropa, juga jatuh 3,3%. Ini penurunan terdalam sejak 20 April 2009.


Kondisi di pasar surat utang tak jauh berbeda. Harga credit default swap (CDS) surat utang terbitan Abu Dhabi dan Bahrain langsung ikut melonjak. Ini pertanda investor mulai meragukan prospek surat utang terbitan negara-negara Teluk tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana