Praktek ilegal diberantas, tingkat ekspor ikan hias kian kinclong



JAKARTA. Pencapaian ekspor ikan hias tahun ini kian kinclong saja. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, ekspor ikan hias tahun 2010 meningkat cukup signifikan. Dari sisi volume, pada Januari-September 2010, tingkat ekspor ikan hias mencapai 1.124 ton atau naik 109,24% dari periode sama tahun 2009 yang hanya membukukan 537 juta ton. Dari sisi nilai, nilai ekspor ikan hias tahun ini sebesar US$ 7,1 juta, naik 37,39% dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$5,2 juta.Peningkatan ekspor ikan hias yang kinclong ini membuat KKP optimistis bakal memenuhi target ekspor tahun ini yang sebelumnya dipatok di angka US$ 11 juta. "Bahkan, kami yakin ekspor ikan hias tahun ini bakal melebihi target," seru Maman Hermawan, Direktur Pengembangan Produk Non Konsumsi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kepada KONTAN, Rabu (22/11).Maman menjelaskan, sepanjang tahun ini, KKP memang terus berusaha meminimalisir praktek ekspor ikan hias ilegal. Selama ini, ikan hias asal Indonesia banyak diselundupkan ke Singapura dan Malaysia melalui beberapa daerah seperti Sumatera dan Kalimantan. Ikan arwana misalnya, selama ini banyak diselundupkan ke Malaysia melalui Kalimantan. Pun demikian dengan ikan cupang asal Papua yang sering diselundupkan ke Singapura dan negara lainnya melalui beberapa wilayah. Kepala Sub Direktorat Budidaya Ikan Hias KKP Setiawan menambahkan, kenaikan ekspor ikan hias tahun ini sangat wajar mengingat sejak tahun lalu KKP lebih serius dalam mengurus ikan hias ini. Menurutnya, sejak tahun lalu, KKP telah membentuk Sub direktorat budidaya ikan hias yang khusus mengurusi produksi ikan hias. Lembaga baru ini berhasil menggenjot sentra-sentra produksi ikan hias seperti di Papua, Sukabumi dan Lampung. Akibatnya, produksi ikan hias sepanjang tahun ini mencapai 1,6 milyar ekor naik dari tahun lalu yang hanya 1,3 milyar ekor.Selain itu, KKP juga membuat program produksi induk unggul di dua sentra yaitu Sukabumi, Jawa Barat dan Mandi Angin, Kalimantan Selatan. Selama ini, ikan hias asal Indonesia sering dianggap kurang berkualitas oleh konsumen luar. Citra ini sangat wajar mengingat induk ikan hias di beberapa daerah banyak yang berusia di atas 13 tahun. Akibatnya, kualitas genetik dan warna ikan hias Indonesia sangat rendah.Pendirian sentra induk unggul ini merupakan usaha KKP untuk meningkatkan kualitas ikan hias Indonesia. Dua sentra ini diharapkan akan memproduksi induk unggul yang kemudian akan disebar ke seluruh sentra produksi ikan hias di seluruh Indonesia. "Kita harapkan tahun depan kualitas ikan hias kita akan naik," kata Setiawan.Sementara itu, Hendra Iwan Putra, Sekretaris Jenderal Indonesia Tropical Fish Eksportir (Inafish), menyatakan sebenarnya ia memprediksi ekspor ikan hias tahun ini akan menurun sedikit dibanding tahun lalu. Menurutnya, momen-momen seperti Piala Dunia 2010 disinyalir menggerus permintaan ikan hias di beberapa negara Eropa. "Mereka lebih memilih menonton bola ketimbang membeli ikan hias," kata Hendra.Melihat kinclongnya ekspor ikan hias tahun ini, KKP berancang-ancang untuk terus menggenjot produksi dan pemasaran ikan hias Indonesia. Menurut Setiawan, mulai tahun depan ikan hias akan mendapat porsi anggaran sendiri yang bakal digunakan untuk menggenjot produksi bibit unggul dan kuantitas produksinya.Dari sisi pemasaran, KKP terus berusaha melakukan pencitraan (branding) ikan hias asal Indonesia melalui serangkaian pameran baik di dalam maupun luar negeri. Strategi ini mutlat dilakukan mengingat selama ini ikan hias Indonesia banyak yang diklaim oleh Malaysia, Thailand dan Singapura. "Kita akan terus coba untuk mengembalikan citra yang hilang itu," kata Maman kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie