MUMBAI. Pemerintah India pusing tujuh keliling. Pasalnya, praktik rentenir di India semakin marak. Saat ini, pemerintah India sedang mencari cara untuk menertibkan praktik rentenir yang memicu puluhan kasus bunuh diri di kalangan debitur miskin yang tak mampu mengembalikan utang dengan bunga selangit. Menurut data pemerintah daerah Andhra Pradesh -pusat sektor pembiayaan mikro di India- para rentenir rata-rata menetapkan bunga di atas 30% untuk pinjaman di atas US$ 150. Bahkan, untuk beberapa kasus, mereka mengenakan bunga 100% dari nilai pinjaman. Padahal, bunga ini harus dibayar setiap minggu. Sektor pembiayaan mikro memang belum diatur secara ketat oleh pemerintah maupun Reserve Bank of India (RBI). Alhasil, industri pembiayaan mikro yang seharusnya memiliki misi sosial kini lebih cenderung mengejar profit. Para pemberi pinjaman tersebut tidak segan-segan menggunakan kekerasan atau ancaman jika para debitur miskin tak mampu melunasi utangnya.
Praktik rentenir semakin marak di India
MUMBAI. Pemerintah India pusing tujuh keliling. Pasalnya, praktik rentenir di India semakin marak. Saat ini, pemerintah India sedang mencari cara untuk menertibkan praktik rentenir yang memicu puluhan kasus bunuh diri di kalangan debitur miskin yang tak mampu mengembalikan utang dengan bunga selangit. Menurut data pemerintah daerah Andhra Pradesh -pusat sektor pembiayaan mikro di India- para rentenir rata-rata menetapkan bunga di atas 30% untuk pinjaman di atas US$ 150. Bahkan, untuk beberapa kasus, mereka mengenakan bunga 100% dari nilai pinjaman. Padahal, bunga ini harus dibayar setiap minggu. Sektor pembiayaan mikro memang belum diatur secara ketat oleh pemerintah maupun Reserve Bank of India (RBI). Alhasil, industri pembiayaan mikro yang seharusnya memiliki misi sosial kini lebih cenderung mengejar profit. Para pemberi pinjaman tersebut tidak segan-segan menggunakan kekerasan atau ancaman jika para debitur miskin tak mampu melunasi utangnya.