KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia naik, sejatinya, praktik tata kelola perusahaan publik di Indonesia masih rendah. Dari 500 perusahaan publik (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 100 emiten yang masuk dalam pemeringkatan ACGS. Angka itu kemudian menciut menjadi 35 emiten. Dan setelah proses penilaian dan verifikasi dilakukan hanya ada 20 besar perusahaan publik punya nilai tinggi. Angela Indirawati Simatupang, Managing Partner Consulting RSM Indonesia bilang keterbukaan jadi aspek terpenting untuk menilai tata kelola perusahaan. "Bagaimana perusahaan memberikan hak setara kepada para pemegang saham, dan interaksinya tidak hanya terbatas pada saat RUPS saja," ujar Angela, Senin (9/7).
Praktik tata kelola perusahaan publik masih rendah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia naik, sejatinya, praktik tata kelola perusahaan publik di Indonesia masih rendah. Dari 500 perusahaan publik (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 100 emiten yang masuk dalam pemeringkatan ACGS. Angka itu kemudian menciut menjadi 35 emiten. Dan setelah proses penilaian dan verifikasi dilakukan hanya ada 20 besar perusahaan publik punya nilai tinggi. Angela Indirawati Simatupang, Managing Partner Consulting RSM Indonesia bilang keterbukaan jadi aspek terpenting untuk menilai tata kelola perusahaan. "Bagaimana perusahaan memberikan hak setara kepada para pemegang saham, dan interaksinya tidak hanya terbatas pada saat RUPS saja," ujar Angela, Senin (9/7).