Prancis ingatkan warganya akan kemungkinan serangan yang lebih banyak



KONTAN.CO.ID - PARIS/NICE. Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa akan ada lebih banyak serangan militan di Prancis dan negara itu tengah terlibat dalam perang melawan ideologi Islam setelah serangan pisau mematikan kedua di kota-kotanya dalam dua minggu.

Menteri Gerald Damarnin berbicara sehari setelah seorang penyerang meneriakkan “Allahu Akbar” (Tuhan Yang Maha Besar) memenggal kepala seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di Nice, seperti dilansir Reuters, Jumat (30/10).

Pria itu ditembak polisi dan kini dalam kondisi kritis di rumah sakit.

"Kami sedang berperang melawan musuh yang ada di dalam dan di luar," kata Damarnin kepada radio RTL.

Baca Juga: Mahathir bantah mempromosikan kekerasan dengan hak untuk membunuh orang Prancis

“Kami perlu memahami bahwa telah dan akan ada peristiwa lain seperti serangan mengerikan ini.”

Presiden Emmanuel Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs penting seperti tempat ibadah dan sekolah, dan peringatan keamanan Prancis berada pada level tertinggi.

Serangan hari Kamis, pada hari kelahiran Nabi Muhammad, terjadi pada saat kemarahan Muslim yang membengkak di seluruh dunia atas pembelaan Prancis atas hak untuk menerbitkan kartun yang menggambarkan nabi.

Para pengunjuk rasa yang menganggap kartun itu sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad telah mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa jalanan di beberapa negara mayoritas Muslim.

Puluhan ribu Muslim melakukan protes di Bangladesh pada hari Jumat, meneriakkan slogan-slogan seperti "Boikot produk Prancis" dan membawa spanduk yang menyebut Macron "teroris terbesar di dunia" saat mereka berbaris di jalan-jalan ibu kota Dhaka.

Selanjutnya: Indonesia mengecam pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam

Editor: Noverius Laoli